_Aku sanggup menerima seburuk apapun masa lalumu, tapi saat aku melihat sendiri pengkhianatan itu, aku akan menghilang_ Seorang gadis kecil menangis histeris, bahkan suaranya terdengar sampai ke luar rumah. Kedatangan Nadia disambut oleh tangis Erika. “Erika kenapa?” Ina bergegas menuju ruangan dimana Erika berada. “Della dan Arfa mana?” Tanyanya lagi, saat melihat Erika berada di dalam pangkuan salah satu asisten rumah tangga. “Ibu dan tuan pergi, tadi mereka bertengkar. Terus, pergi gitu aja.” Jelasnya. “Ya ampun, kenapa selalu seperti ini.” Ina mengambil alih Erika. “Kenapa selalu mengorbankan anak.” Erika sedikit lebih tenang, setelah Ina memeluknya dan memenangkannya. “Sayang, jangan nangis lagi ya? Oma ada di sini,” Erika balas memeluk Ina, anak kecil itu terlihat sangat