Fiola merasakan kenyamanan dalam tidurnya kali ini. Hingga ia sayup-sayup mendengar suara yang membuatnya membuka mata. Fiola mengerjap. Berusaha mengingat ia ada di mana saat ini. Helaan napas terdengar saat menyadari ia ada di dalam kamarnya di kota Malang, tempat kelahirannya. Kejadian demi kejadian mampir di kepala. Pengkhianatan Rafi, kematian Fiola. Ia bersyukur kepalanya tidak sakit kepala karena rentetan kejadian itu. Ketukan di pintu semakin kencang. Ia bergegas menyibak selimut dan bangkit dari tidurnya. Membuka pintu perlahan dan menemukan wajah segar di ambang pintu. "Zayn." Fiola mengucek matanya. "Jam berapa ini?" Fiola menoleh ke dalam kamar dan melihat ke arah jam dinding. Jam enam pagi. Sesaat ia merutuk. "Aku kesiangan ya." Fiola tak enak hati. "Gak apa, kamu pas