Iwa mengatur nafas, ia berulang kali mengurut-urut telapak tangannya satu sama lain. Setelh kemarin Mahesa bertemu dan meminta izin Hendrawan, hari ini adalah saatnya Iwa memberitahu niat Mahesa dan Iwa untuk menikah kepada oma Aning. “Wa.” Panggil Mahesa sambil memegang kemudi mobilnya. “Ya,” Iwa menjawab singkat, “Aku belum secara resmi melamarmu, ya?” tanya Mahesa pelan. Iwa menatap Mahesa yang masih lurus menatap ke depan. Iwa terdiam. Memang Mahesa belum pernah memintanya untuk menikah, semua terjadi dan berjalan begitu saja. Mahesa dan Iwa sama-sama mengetahui kalau mereka saling menyayangi satu sama lain, tanpa Mahesa memberikan pertanyaan, juga tanpa Iwa yang memberikan jawaban. “Aku masih takut kamu tolak.” Ucap Mahesa pelan. Iwa juga masih diam. Iwa sendiri masih takut menden