Mahesa membuka matanya yang masih menempel erat, ia terbangun karena mendengar suara seseorang membuka pintu. Setelah berhasil membuka mata, Mahesa tersadar bahwa ia tidak sedang berada di dalam kamar, melainkan berada di kamar rat Iwa. Kamar rawat Iwa difasilitasi sofa lipat yang bisa dialih fungsikan menjadi tempat tidur bagi keluarga yang menunggu pasien. Mahesa mengangkat lengannya, menatap jam tangan yang melingkar. Jam tangan itu masih menununjuk ke angka enam. Masih sangat pagi untuk Mahesa yang terbiasa bangun di atas jam tujuh pagi. Mahesa melihat dua orang perawat sedang menghampiri Iwa, dan melakukan pemeriksaan tekanan darah, dan mengganti cairan yang menggantung. “Selamat pagi, Pak.” Ucap salah seorang perawat berusia dewasa. Wanita berhijab putih itu tersenyum ke arah Mahesa