Mahesa melempar jaket jinsnya ke atas sofa dalam kamarnya, kepalanya berat terasa karena sejak semalam sampai sore hari ia pulang, Mahesa belum satu detikpun merebahkan kepala, apalagi tidur. Kejadian semalam sudah cukup membuat keinginan tidur Mahesa hilang. Setelah menghubungi keluarga Abas dan mengabarkan keadaan Abas, Mahesa bisa pulang. Iwa sudah sadarkan diri, Mahesa sudah meminta satu orang perawat khusus untuk mengawasi dan membantu Iwa bila Iwa ingin melakukan sesuatu. “Darimana saja kamu?” tanya sebuah suara. Syafa keluar dari toilet. Mahesa mengurungkan niatnya untuk memejamkan mata, lalu bangkit duduk. Tidak biasanya Syafa ada di rumah sore hari, biasanya ia pulang larut malam, dan kembali pergi saat pagi harinya. “Kamu tidak bekerja?” tanya Mahesa terkejut sambil menatap Sya