Iwa memejamkan mata, pikirannya sudah menerawang ke kejadian satu tahun lalu. Saat ia masih ada di dalam rumah bersama Hendrawan. Hampir setiap malam Hendrawan pulang dalam keadaan mabuk. Tidak boleh ada sesuatu yang dapat membahayakan di dekat Hendrawan. Karena kalau tidak, lelaki paruh baya itu bisa melempar barang itu ke arah Iwa kapan saja di bawah sadarnya. Selain marah dan mengamuk, Hendrawan juga selalu meminta uang kepada Iwa untuk modalnya bermain judi. Iwa sudah terlepas dari malam-malam panjang saat bersama ayahnya itu. Kini, kehidupan Iwa sudah berubah dan jauh lebih baik. Iwa mendapatkan atasan sebaik Mahesa dan Oma Aning, tidak pernah Iwa bayangkan sebelumnya. Wajah Iwa berpaling ke arah suara pintu yang terbuka. Di tangan Iwa sudah menggenggam gagang pisau buah yang ia semb