Iwa mendekatkan botol parfume ke hidungnya, lalu menyemprotkannya beberapa kali semprot ke pergelangan tangan dan ke leher. “Memang beda ya kalau parfume mahal, wangii..” ucap Iwa sambil tersenyum ke arah cermin. Lima belas menit lagi Abas akan datang menjemputnya di halaman rumah Mahesa. Iwa baru saja selesai bersiap, setelah ini, ia akan menemui Mahesa untuk meminta izin bertemu Abas. Baru kali ini Iwa merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Iwa menyimpulkan kalau malam ini Abas mengajaknya berkencan. Ini kali pertama Iwa jalan berdua lelaki. Saat masih di bangku sekolah, masa remaja Iwa memang tidak memiliki waktu untuk memikirkan lelaki, apalagi berkencan dan pacaran. Iwa lebih sering memikirkan bagaimana esok mendapatkan uang, karena Hendrawan tidak bisa diharapka