Chapter 20 - Gatot Kaca

1272 Kata

Mahesa melirik Iwa yang sedang membawa setumpuk kertas dari dalam mobil. Hari pertama ia bekerja di kantor, Mahesa tidak ingin sia-siakan. “Berat?” Tanya Mahesa merapihkan jasnya. “Abang, eh, Bapak gak lihat ini kertas semua?” Tanya Iwa melangkahkan kakinya lebih lambar dari Mahesa, “Pak, Iwa boleh duluan ya.” Iwa meminta izin mendahului Mahesa yang berjalan dengan langkah yang sangat perlahan, sementara Iwa kalau bisa cepat sampai ruangan yang dituju. Seorang satpam yang iba melihat Iwa tersiksa dengan setumpuk kertas, berniat membantu. Tapi Mahesa melambaikan tangan memberikan isyarat bahwa Iwa tidak perlu mendapat bantuan. Mahesa mengulum senyum meluhat Iwa seperti mengikuti beban di tangannya. Limbung ke kiri, lalu ke kanan. Begitu seterusnya. “P-Pak, cepat!” pinta Iwa. Mahesa m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN