39.

1015 Kata

Aku semakin membekap mulut dengan pandangan buram, tidak bisa menahan air mata lebih lama lagi. Aku takut, mulai sesak saat bernapas, bahkan ingin buang air kecil. Sekarang kurasakan cairan hangat membasahi celana. Tidak lagi bisa kutahan isakan. Aku takut! Terdengar helaan napasnya. “Ada seseorang rupanya,” katanya dengan suara serak. Mulut orang ini seperti ditutupi sesuatu, hingga menimbulkan suara aneh. Dia jongkok. Kulihat lututnya. Mataku membulat sempurna melihat wajah dalam bayangan gelap itu. Dia sudah melihatku sekarang, bahkan tertawa. Tangan besarnya menarik paksa pergelangan tanganku. Aku berusaha keras menyentaknya tapi sia-sia saja. Dia berhasil menarikku keluar kolong dan membekap mulutku. Aku meronta, memukul-mukul badannya, teriak meski sudah dibekap, kaki mengentak u

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN