Niatku memeriksa kamar Juna terhalangi oleh ambisi Gabriel yang ingin mengawasi Remi. Seelah pulang sekolah, sore tadi dia ke rumah dan mengajakku mengintai Remi. Aku terpaksa menurutinya demi menyembunyikan motif. Sudah hampir tiga jam kami duduk diam di dalam mobil yang terparkir di lantai bawah rumah sakit. Ini membuang waktu saja. Sekarang sudah pukul sembilan malam. “Dia sudah pulang,” kata Gabriel. Aku menatap sosok dokter yang berjalan menuju mobil. Ini kesempatanku untuk kabur. “Iel, kepalaku sakit.” Aku memegang kepala dengan wajah yang kuusahakan terlihat sangat sakit. “Aku akan ke dalam sebentar. Kau ikutilah Remi.” “Terakhir kali kau turun dari mobilku, aku harus keliling kota Binjai untuk mencarimu. Kau pikir aku akan membiarkanmu turun lagi kali ini?" "Ini dan itu berbeda