26.

1095 Kata

“Masih ada kesibukan, katanya.” Aku membuka catatan, ingin membaca sudah sejauh apa langkahku, tapi ponsel berdering. Panggilan dari Juna. “Juju, aku di Kafe Star. Ketemuan di sini, ya.” “Juna sedang di kafe. Katanya ada yang mau dibicarakan. Mungkin berkaitan dengan mobil.” “Baiklah, aku ke kamar mandi dulu.” Aku mengais laci mencari kunci kamar, malah menemukan pisau lipat. Kumasukkan kunci ke tas dan pisau ke saku jeans, kemudian berdiri di papan tulis besar. Mengamati semua kerja keras, yang berhasil mengantarku ke detik ini. Aku akan menemui si pembunuh itu. “Aku tidak tahu kau segigih ini.” Gabriel berdiri di sebelahku, ikut mengamati. “Kenapa kau tidak menyelidiki kematian ibumu?” Aku menoleh cepat ke samping, dia terlihat canggung. “Ibuku meninggal karena kecelakaan. Dia ti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN