Masih berada di rumahnya Kak Anji. Aku sibuk membantu apa saja yang diperlukan. Melayani anak yatim, menyambut tamu dan melayani mereka saat mengajak ngobrol. Sementara apa yang dilakukan Kak Anji dan Raka, mereka hanya terdiam menatap kosong pada sesuatu yang aku sendiri tidak tahu apa itu. Aku hanya bisa menggeleng bingung dan prihatin pada keduanya. Aku di sini yang harus kuat dan tegar untuk mereka berdua. Mamah dan papah juga datang, keduanya membantuku juga. Mengingat di sini banyak sekali tamu dan kolega koleganya Papah Hardi. Kemudian diantara ke sibukanku itu juga datang Gio dan Iklima. Mereka juga cukup membantuku. "Kakak katanya sedang hamil. Jangan capek capek, biar Iklima aja yang ngerjain." ketika baru saja kedua tangan ini hendak membawa kopi untuk Pak Ustad. Meski pun me