Seperti biasanya, Daffa menghentikan mobilnya tak jauh dari rumah orang tua Raya. Saat di makam tadi Papi nya memaksa Raya untuk segera pulang ke rumah karena beliau sudah berada di rumah. "Kok nggak turun?" Tanya Daffa saat Raya tak kunjung keluar. "Aku takut," ucapnya pelan. Daffa menggenggam tangan Raya dan mencoba menguatkan nya. Ia tahu betul bagaimana perasaan Raya saat ini, pasti sangat cemas dan takut bila sesuatu yang buruk menimpa dirinya dan janin yang ada dalam kandungannya. "Kamu jangan khawatir secepatnya aku akan bicara sama Papi kamu dan lamar kamu." "Janji ya?" ucap Raya penuh permohonan. "Iya sayang, aku sudah bicarain ini sama Kak Deva." Raya mencium bibir Daffa beberapa saat dan beralih mengecup kening dan kedua pipi-nya beberapa kali. "Ganas banget," go