Rahasia Keluarga Radi Joansyah

1165 Kata
Satu tamparan keras memaksa Adrian berdiri, tetapi tangan Bell memberikan instruksi untuk diam. Tak perlu ikut campur, pria itu patuh. Kembali duduk, tetapi ekor mata menangkap seringai tipis di wajah Radi Joansyah. Laki-laki yang merupakan pensiunan tentara tersebut memilih diam saja, membiarkan dua wanita itu terlibat aksi tak pantas. Jelas sekali jika sang ibu sangat tidak setuju akan keberadaan dirinya, entah apa yang sesungguhnya terjadi di antara mereka. Sangat jauh berbeda perlakuan antara Noi dan Bell, jelas terlihat di mata Adrian. Sang ibu bermain tangan, tampak tidak menyukai keberadaan karakter lain di antara mereka. Menyuruhnya segera pergi, memaksa menelan obat yang biasa dikonsumsi putri tercinta. Namun, Bell hanya tertawa halus, melempar kembali tempat obat ke wajah sang ibu. “Aku bukan putri kalian, jangan bertingkah seperti orang tua kandung. Kamu, wanita yang tak pantas disebut ibu, perlukah dunia tahu seperti apa wujud sejatimu?” Bell menatap tajam, tak sejinak sebelumnya. Ketika pertama kali datang berkunjung, dia terlihat tenang tanpa menciptakan keributan apa pun, dan sang ibu tampak menerima kehadirannya, namun, sekarang terlihat jelas jika hubungan mereka lebih brutal. Melawan dengan terang-terangan, cukup membuat Adrian merasa bersalah. Seharusnya dia tak mengabulkan keinginan Bell untuk pulang, dia tak tahu jika wanita itu memiliki tujuan lain. Menyuruh kedua mertuanya untuk memanggil pulang Dirga, merasa bukan satu langkah tepat membiarkan sang kakak mengatasi pria itu. Mereka seharusnya lebih bijak, bukan bertingkah seenak hati. “Tutup mulutmu dan jangan pernah menyulitkan Noi, pergilah. Kami tak menginginkanmu!” Masih dengan nada tinggi, berujar jelas pada wanita yang sudah tertawa lepas. Bell bertepuk tangan, menertawakan perkataan sang ibu. Istri dari Radi Joansyah tersebut semakin geram, merasa dipermainkan. Dia benar-benar sangat ingin menghentikan aksi perempuan muda tersebut, tetapi buah hatinya bisa celaka jika tanpa perhitungan tepat. “Bukan aku yang ingin menemui kalian, tapi putri tertolol di dunia menginginkan semua ini. Dia sedang melarikan diri, bagaimana jika Noi tidak kembali?” balas Bell dengan wajah datar tanpa menunjukkan rasa hormat, tersenyum miring ketika amarah sang ibu tak terbendung. Jelas sekali jika perempuan tersebut melayangkan tangan kembali, mencoba melakukan aksi sebelumnya. Namun, kali ini ditahan oleh wanita muda tersebut. Bell sudah memberikan perlawanan tanpa sungkan, bahkan siap jika mereka harus baku hantam. “Anak Setan!” Mia berang, meringis kesakitan ketika dengan kuat Bell mencengkeram. Namun, tak ada ampun, enggan lagi bersikap manis. Bell sengaja mencengkeram kuat pergelangan tangan ibu Noi tersebut, dia harus tahu rasanya sakit. Bukan hanya bisa menyakiti. “Kalian setannya,” timpal Bell santai masih enggan melepas tangan sang ibu, “terutama laki-laki busuk itu, suami yang kau anggap Malaikat. Kalian memang pasangan paling terkutuk di dunia ini. Menjijikkan!” Radi Joansyah bereaksi, merasa Bell sudah mulai menggila. Niat mengutus Dirga kepada mereka justru mengundang kehadiran kepribadian paling cerdas. Salah perhitungan. Dia dan Jaya Angsama lupa pada keberadaan kepribadian lain dalam diri Noi, terlalu terfokus pada urusan lain. Ternyata justru benalu itu ada dalam diri putrinya, menimbulkan luka-luka kecil yang bisa melebarkan borok paling busuk. Harus segera dihentikan penyebarannya, laki-laki tersebut tengah menyusun strategi dalam diam. Penempatan Dirga di antara mereka untuk menyusahkan Adrian, agar dia dan Noi berhenti merecoki perkara pembunuhan berantai. Dua anak keras kepala itu hanya sedang menuju maut yang lain, menunggu ajal mengendus keberadaan mereka. Satu-satunya langkah yang bisa dilakukan oleh para orang tua adalah mengirim suami asli Eunoia sekaligus adik kandung sang polisi, berarap fokus mereka akab terpecah sehingga bisa abai terhadap kematian demi kematian yang terjadi. Namun, yang terlihat justru sebaliknya, bahkan mulai tak terkendali. Sebab, kepribadian lain dalam diri Noi justru memimpin keadaan. “Apa kalian lupa tentang status sebenarnya?” tanya sang lelaki tua yang sejak awal hanya diam, “pasangan sah yang sesungguhnya Noi dan Dirga, Adrian hanya suami palsu.” Sekali lagi, Bell tertawa halus. Menyisakan seringai jahat, beralih menghadiahkan tikaman tatap penuh kebencian. Jelas sekali jika perempuan tersebut sangat memusuhi Radi Joansyah. “Kau berbicara tentang suatu hubungan sah ketika mengatur pernikahan anak-anak tak berdosa bersama rekan sesama b******n? Jangan membuat lelucon tak lucu, Pak Tua. Radi Joansyah dan Jaya Angsama terjebak dosa masa lalu, untuk menutupi jejak kebejatan masing-masing ... sepakat patuh pada pembunuh gila itu. Sayang sekali, Noi memanggilku, bukan anak kesayanganmu yang merupakan otak dari setiap kematian tak berdosa.” Baik Adrian maupun kedua orang tua itu terdiam, bedanya sang polisi benar-benar shock sementara yang lain terlihat marah. Gerakan ibu Noi kembali urung ketika tatap beradu dengan mata tajam Bell, tak melanjutkan niat menyerang. Percuma, semua sudah terlontar oleh wanita itu. Mereka membeku, tak peduli dengan Adrian yang sedang menunggu penjelasan. Dosa masa lalu apa? Otak pelaku dari pembunuhan berantai adalah salah satu dari kepribadian yang Noi miliki, pasti Nirmala yang mereka maksud. “Apa yang akan kalian lakukan sekarang?” Bell masih berdiri dengan tegap disertai senyum miring pada semua orang, “Adrian, kamu bisa menyelamatkan wanita ini?” Adrian tercekat, kesulitan menemukan jawaban. Omong kosong apa lagi ini? Dalang dari pembunuhan berantai adalah kepribadian lain dari Noi? Mustahil! Bagaimana bisa semua itu dilakukan? Wanita itu selalu ada bersama dirinya. Setiap kali terjadi pembunuhan, Noi di sisinya. Tertidur pulas. Lalu, apa yang Bell katakan? Identitas lain dari Noi menggerakkan Demon untuk membunuh, dengan cara apa? Selain itu, sang istri mati-matian memecahkan kasus rumit tersebut. Semua yang Bell katakan hanya omong kosong, entah untuk apa dirinya membicarakan hal konyol. Seketika Adrian pucat ketika teringat akan sesuatu, Bell hanya angkat bahu. Berbalik badan, lalu melangkah pergi. Enggan mengusik hal yang tengah mengusik sang polisi saat ini, tentu dia sedang teringat sesuatu. Bell sengaja membiarkan pria tersebut menemukan jawaban atas apa yang dicari, tidak baik berlama-lama membuat Adrian berada dalam permainan konyol dua pria tua tak tahu diri. Sudah tiba waktu bagi mereka semua menemukan jawaban atas setiap kejahatan yang ada, menunjukkan oknum-oknum yang harus bertanggung jawab atas kematian yang mengerikan. Jika tidak segera dihentikan, penjagal manusia tersebut akan semakin berkuasa di atas muka bumi ini. Pernikahan Dirga hanya rekayasa, pengalih isu terkait kasus-kasus yang menyeret nama para elite politik. Beberapa pejabat negara hingga aparatnya memang memiliki kasus-kasus terkait hal menjijikkan. Suatu tindakan manusiawi, pemakluman terhadap sisi iblis dalam diri manusia-manusia serakah. Seperti kata Bell, pelecehan seksual terhadap putri kandungnya diketahui oleh Demon. Jadilah Radi menurut, patuh pada setiap perintah pria gila tersebut. Setidaknya begitulah yang bisa ditangkap oleh Adrian. Lalu, siapa sebenarnya Demon? Kembaran Gara, di mana dia? Kenapa jati diri tidak terlacak, bahkan dalam kartu keluarga pun tak terdaftar. Memang sengaja dilenyapkan atau ada hal lain sebagai alasan tidak diakuinya sang anak? Adrian enggan percaya, tetapi dia teringat pada tingkah aneh Noi di setiap waktu. Beberapa kali memergokinya terjaga di tengah malam, tetapi wanita itu beralasan sedang sakit perut. Tiga malam sebelum kematian Lestari Nafisah, ketika dirinya masuk kamar untuk mengambil berkas. Benar, ketika kematian Flo pun, Noi terlihat aneh. Seolah sudah membacanya, bersikap santai tanpa ada raut terkejut. Namun, apa semua itu menunjukkan jika dia adalah sang pelaku lain? Bagaimana cara Noi melakukannya? Terhubung dengan Demon tanpa ia sadari. Adrian segera pergi, tanpa permisi. Menyusul Bell untuk mendapatkan penjelasan lebih detail dan masuk akal. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN