Noi Mengamuk

1194 Kata
Dirga memperhatikan Noi dengan serius, lalu memeriksa degup di balik d**a. Sejak ditolong oleh sang kakak ipar, ia merasakan sensasi lain. Suka berdebar aneh, mulai menyukai wanita milik saudara kandungnya. Ia masih belum sadar jika Noi merupakan istri sahnya, beranggapan perasaan yang ada dalam diri sebagai bentuk terkutuk. Mengkhianati Adrian bukan sebuah alternatif, abaikan saja perasaan tak jelas. Bersikap biasa tanpa menggunakan perasaan. Namun, Dirga mendadak memegangi kepala, seperti dikerubungi semut di bagian dalam. Rasa sakit yang kuat, ingatan muncul tenggelam. Tentang banyak hal, seperti kepingan puzzle. Secara acak datang, berlangsung cukup lama. Laki-laki itu kesulitan bernapas, tetapi susah bersuara. Tidak ada yang menyadari kondisi tersebut, karena Noi terlihat fokus memandang layar laptop. Adrian tidak di rumah, sedangkan polisi lainnya hanya sibuk mengurus berkas-berkas di ruang tengah. Ia bisa kembali bernapas normal setelah semua ingatan acak lenyap, ada Noi di sana. Namun, bukan tentang sesuatu yang bisa diterima akal normal. Sedikit pusing, Dirga menuju wanita yang duduk di kursi ruang tamu. Dia melangkah terhuyung-huyung, butuh usaha keras untuk bisa mencapai sang perempuan. Entah apa yang membuat Noi begitu fokus sehingga sangat tidak peduli dengan keadaan sekita, memaksa Dirga harus mendekat sendiri. Ada banyak hal yang harus ia tanyakan terkait ingatan demi ingatan yang begitu memusingkan kepala. Noi yang kebetulan mengalihkan pandangan dari layar monitor karena lelah tampak kaget menyaksikan sang suami melangkah sedikit oleng. Ia bangkit, menangkap tubuh Dirga yang hampir terjatuh. Beruntung kesadaran masih di tempat. Namun, ada gelagat aneh. Dirga terlihat tak seperti biasanya, pucat. Kondisi tersebut membuat Noi panik, apa lagi yang menimpa sang suami? “Kamu kenapa?” tanya Noi cemas sembari membantu Dirga duduk, menunggu penjelasan yang bisa dimengerti. “Apa kita sepasang kekasih sebelumnya?” tanya Dirga membuat Noi terbatuk, pasti ada ingatan hadir dari masa lalu. Apa tentang kebersamaan manis mereka? Bagaimana jika hal lain tertangkap oleh memori? Sesuatu yang berbeda dan itu merupakan hal paling mengerikan yang mungkin saja bisa dilakukan olehnya tanpa disadari. “Kamu melihatku dalam ingatan?” balas Noi yang diiyakan oleh anggukan, “aku yang lain?” Noi mulai mencemaskan hal serius, terkait sosok asing yang kemungkinan dapat melakukan berbagai macam kejahatan. Dia mungkin tidak mau mengingatnya, tetapi pasti kepribadian lain telah melakukan hal buruk yang membuat Dirga sampai begitu ketakutan setiap kali melihat wajahnya. Tak ada tanggapan, hanya ekspresi takut tersirat samar. Jadi, benar. Dirga pernah melihat identitas jahat dalam dirinya, siapa? Bell atau Nirmala? Dua kepribadian ini lebih mengerikan, bisa memiliki rahasia terkelam tanpa sepengetahuan Noi. Bisa jadi sang suami sempat bertemu salah satu dari mereka, apa yang Dirga ketahui? Bagaimana jika ternyata sang suami celaka benar-benar karena dirinya? “Apa kita putus dengan cara tidak baik?” Kembali hanya terdengar tanya penuh keraguan yang mengerutkan kening Noi. “aku melihatmu begitu membenciku, bersama pacar barumu. Laki-laki tampan yang memiliki tato di jari-jarinya.” “Demon,” desis Noi tak percaya, Dirga benar-benar bertemu pembunuh itu. Dirga mengingat sesuatu sekarang, dirinya ada bersama pelaku. Artinya ... dia merupakan kaki tangan yang mengerikan. Bagaimana ini? “Benar, Demon. Tulisan di jarinya terbaca begitu.” Dirga mengatakannya dengan pelan, tetapi begitu jelas di telinga Noi yang semakin merasa gelisah. Bagaimana ini? Sang perempuan masih terlihat bingung sekaligus panik, benarkah dia terlibat dalam banyak kasus pembunuhan? Apa dalang dari setiap kematian berasal dari kepribadian yang tersembunyi? Noi mundur, menjauh. Fakta mengerikan tentang diri membuat ia merasa kacau, Dirga melihatnya bersama Demon. Mereka sepasang manusia paling mengerikan, bekerja sama dalam menghabisi nyawa orang lain. Tidak bisa dibiarkan. Perempuan itu mengangkat kedua tangan, bergetar akibat emosi yang memuncak. Dadanya naik-turun, mendadak ingatan kembali pada Anggara. Pria yang menyebut “Sweet Devil” dengan begitu romantis. Benar-benar Iblis telah merasuk dalam diri, Noi semakin merasa membenci pantulan wajah di jendela. Kedua tangan itu pasti pernah melakukannya, membunuh atau menyakiti orang lain. Tentu saja, tanpa sadar ... Noi melakukan hal terkutuk. Kemungkinan dirinya pula yang membuat Dirga sampai memilih membunuh kenangan buruk. Air mata menetes begitu saja, malu serta marah sekaligus. Dirga yang memerhatikan bengong, belum sepenuhnya paham pada reaksi Noi. Wanita itu terlihat mematung, mengangkat kedua tangan di depan d**a. Mau apa? Tangan itu semakin bergerak tinggi, lalu secara spontanitas diarahkan pada meja bulat yang terbuat dari kaca tipis. Dirga memekik ketika kekuatan wanita itu di luar dugaan, sekali dihantam langsung hancur. Serpihan kaca berserakan di lantai, ada yang masih berupa kepingan besar dengan cairan kental berwarna merah. Tak hanya sang suami yang merasa kaget sekaligus heran, tiga anak buah Adrian berlari untuk melihat yang terjadi. Mereka membekap mulut, istri atasannya menghancurkan meja bulat di ruang tamu. Apa yang sedang terjadi? “Noi!” Tanpa terduga Dirga bergerak cepat, berlari ke arah istrinya yang sudah meraih vas bunga. Mengarahkan pada jendela, terlambat. Sekali lagi terdengar bunyi kaca pecah, menghentikan sang suami. Reaksi macam apa ini? Kenapa perempuan manis tersebut menjelma sangat kuat? Ia bahkan mampu menghantam kaca di meja bulat dengan kedua tangan hingga hancur, lalu tanpa meringis sedikit pun kembali menghantamkan vas ke arah jendela. Noi pun mengabaikan luka yang terlihat menyayat kulit sepanjang lengan. “Akh!” Noi berteriak keras, lepas kendali. Dia masih mencari benda lain, bergerak liar. Hal ini memaksa Dirga bertindak cepat, menangkap tubuh wanita yang masih memberontak. Sang istri terus memberikan perlawanan, enggan menjinak. Pria itu menenangkan, merengkuh Noi. Namun, kesulitan mengatasi. Sebab, wanita tersebut mendorong begitu kuat sehingga tubuhnya terlepas. Tiba-tiba ada sesuatu yang menempati d**a, sesak menyerang Noi. Kepala pun terasa sakit, seolah ada yang mencengkeram kuat. Dia sangat kesakitan sekarang. Dirga kembali berusaha menuju Noi, hatinya tak bisa membohongi. Ada perasaan cemas berlebihan, merasa perlu menenangkan istri sang kakak. Namun, lagi-lagi ada penolakan dari sang wanita, melawan dengan kuat. “Jangan ada yang mendekat!” Noi masih histeris, menghalau dengan lemparan benda yang bisa dijangkau. Tiga orang lainnya berupaya membantu, tetapi menghindar ketika lemparan asbak melayang. Apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan perempuan itu? Dia menggila tanpa menunjukkan tanda-tanda awal, mungkinkah adik sang atasan melakukan satu hal buruk sehingga memicu sikap aneh tersebut? Mereka mulai meunculkan pemikiran-pemikiran super aneh di benak masing-masing. “Ada apa ini?” Adrian muncul dengan tampang panik, tetapi segera mengelak saat matryoshka miliknya melayang menuju kepala. Adrian berkelit dan boneka dari Rusia tersebut benar-benar hancur, dia mencoba mendekati Dirga yang hanya menggeleng. Namun, tak ada kejelasan terkait kondisi saat ini. Ada apa dengan Noi? Berbagai tanya mulai bermunculan. Namun, bergerak cepat ketika Noi sibuk mencari benda untuk dihancurkan. Tidak bisa dibiarkan lagi, harus dilumpuhkan sebelum isi ruangan hancur total. Semua orang terpekik ketika sabetan vas panjang menghantam kepala Adrian, pria itu terhuyung. Langsung pusing, tetapi mengabaikan sakit. Menangkis saat serangan kembali diayunkan, memegang tangan Noi yang masih bertingkah liar. “Noi, ini aku. Tenanglah!” Adrian meraih vas yang dicengkeram kuat dengan tetap berupaya menenangkan, “berikan padaku.” Noi hanya menggeleng-geleng, ketakutan bercampur amarah. Namun, menjinak ketika Adrian berhasil mendekap, vas terlepas begitu saja. Tangis pecah, semua bernapas lega. Situasi kembali tenang dengan kondisi ruang berantakan. Dirga merasa bersyukur, tetapi ada rasa tak suka. Dia cemburu pada kakaknya? Apa benar mereka sepasang kekasih di masa lalu? Ini sangat aneh jika benar dia dan Noi sepasang kekasih seperti yang terekam dalam memori, lalu bagaimana dengan pernikahan serta pelukan mereka saat ini? ***        
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN