Naira benar-benar malu. Rendra turun untuk membayar ongkos ojeknya. Dan siapa yang memanggil Rendra untuk turun? Oh … untung saja pria itu sudah pergi, ketika Rendra tiba. Naira tidak peduli dengan tatapan sinis Tama setelah pria itu menghubungi Rendra. Dia mencoba untuk memahami kebencian pria itu. Pengalaman yang membuat Tama membenci seorang pelakor. Sayangnya, pria itu menilai dirinya salah. Dia bukan pelakor. Dia … tukang pijat. *** “Masih nggak mau cerita?” tanya Rendra saat tidak mendengar suara Naira setelah beberapa saat wanita itu memijatnya. Pria itu tidur dengan posisi telungkup di lantai ruang keluarga. Naira tidak mau memijatnya di dalam kamar. “Oh … itu … dompetku ketinggalan.” Naira berbohong. Dompetnya tidak ketinggalan, tapi … kosong. Amplop berisi uang yang semula ak