Naira merenungi hubungannya dengan Rendra. Dia jelas merasakan bunga-bunga di dalam hatinya setiap kali menikmati waktu bersama Rendra. Saat dia melemaskan otot-otot tegang tubuh pria itu, atau saat sekedar berbincang. Naira memutar posisi tidurnya. Napas wanita itu tertarik dan terhembus kasar. Ini salah. Naira tahu dia sudah bersalah karena memiliki harapan pada pria yang sudah mempunyai kekasih. Dan Naira juga sadar, jika dia sudah berjalan terlalu jauh dengan menerima setiap ajakan Rendra. Meskipun hanya sekedar makan berdua. Kadang bertiga bersama Malika. Seperti semalam. Naira akhirnya makan berdua bersama Rendra. Sejenak Naira melupakan posisinya, dan menikmati kebersamaan dengan Rendra. Melupakan kenyataan jika ada hati perempuan lain yang akan tersakiti olehnya. “Kenapa? Nggak