“Jadi, Rendra ke rumahmu. Ketemu sama papa mama kamu, lalu ngomong kalau perjodohan itu nggak bisa dilanjut?” Sepasang mata Felicia membesar. Dia sungguh terkejut mendengar informasi dari Renata. Sementara Naira harus menahan napas mendengar curhatan Renata yang sedang patah hati. Naira baru pertama kali datang ke tempat kerja Renata. Dia baru tahu jika Renata adalah seorang pengacara. “Dia benar-benar sudah gila!” Suara keras Felicia membuat Naira memutar kepala ke samping. Naira memperhatikan sang teman. “Perempuan itu beneran nggak tahu diri. Siapa sih, dia? Dasar murahan. Bisanya ngerebut pacar orang.” Naira mengedip cepat. Bola mata wanita itu kemudian bergulir ke balik meja—tempat sang pemilik ruangan duduk. Isi di dalam kepala Naira berputar cepat. Apa yang dua temannya ini sed

