“Mas … Wil-man?” Wuri berpegangan pada ambang pintu saat merasakan tubuhnya lemas seketika. Wanita itu mulai merasa kesulitan memasukkan oksigen ke dalam paru-paru. Setelah puluhan tahun, dia melihat pria itu ada di depannya. Sepasang mata Wuri seketika berbayang. Napasnya tersengal. Wuri mengalihkan tatapan mata hanya untuk bertemu dengan netra sang putri yang sudah menoleh ke arahnya. Mulut Wuri terbuka, namun tidak ada satu katapun yang keluar. Kepala wanita itu menggeleng pelan. Tetes bening itu jatuh ke pipi ibu tiga anak tersebut. Tidak. Wuri tidak pernah berharap bisa bertemu lagi dengan pria itu setelah 26 tahun terlewat. Pahit kenangan masa lalu hidupnya kembali berputar di kepala ibu Naira. Naira melepas genggaman tangan Rendra, lalu berlari ketika melihat tubuh sang ibu limbu

