“Ngapain ke sini?” “Bukannya kita mau makan bareng?” “Siapa yang ngomong mau makan bareng?” Naira mendesah. Wanita itu memutar kepala ke dalam minimarket. Dia bisa melihat Mina yang langsung mengalihkan tatapan mata darinya. Naira yakin seribu persen tidak menjawab ajakan makan malam Rendra. “Memangnya kamu lagi sibuk?” tanya Rendra. Pria itu melongok ke dalam tempat kerja Naira. “Lagi nggak rame, kok. Bisa, kan keluar sebentar kayak biasanya? Kita makan di rumah makan simpang tiga saja. Yang dekat. Ada daging menunya. Malika pasti suka,” ucap Rendra mengingat makanan kesukaan adik bungsu Naira. “Malika?” tanya Naira dengan kening mengernyit. Rendra tersenyum sambil menganggukkan kepala. Sementara Naira mengedip dua kali, lalu menghembus keras karbondioksida dari sela bibirnya. “Dia