"F*ck you, Traitor! Kau pasti ingin memanfaatkan Kai lagi, bukan? Berhentilah berbohong!" geram Toni tetap tak percaya pada ucapan Celine.
"Tidak, Toni. aku bersungguh-"
DOR! DOR!
Ucapan Celine seketika terjeda oleh suara tembakan yang menyasar momen ketegangan di antara mereka bertiga.
Tembakan itu ternyata berasal dari anak buah Variga yang berhasil mendobrak pintu atap. Beruntungnya tidak ada peluru yang mengenai siapan pun.
Jade segera mengarahkan senjata api dan menembak anak buah Variga yang mulai membludak, menyebar mengepung rooftop.
Tak kalah dengan aksi Jade, Celine dan Toni turut beraksi menghajar kawanan Variga. Ketiganya begitu mahir dalam ilmu bela diri maupun penggunaan senjata.
"Toni, awas!"
SRET!
"Argh!" Jade mengerang karena terkena sabetan parang di punggung oleh salah satu musuh.
Namun, lukanya sama sekali tak menghalangi semangat Jade. Dengan bringas Jade memukul balik beberapa bagian area vital sosok musuh sehingga tak butuh waktu lama pria kekar yang menjadi lawannya pun tumbang.
DOR! DOR!
Suara rentetan tembakan tiba-tiba menghantam dari udara. Banyak anak buah Variga tumbang karena terkena imbas.
"TONI, JADE!" teriak Kai dari atas helilopter. Tembakan bantuan tersebut ternyata berasal dari Kai dan Leo.
Semburat sumringah tercipta di wajah Jade tatkala Kai melompat dengan gagah dari helikopter yang masih belum mendarat sempurna.
Tak hanya Jade, Celine rupanya menunjukkan ekspresi yang sama yakni tersenyum sipu menyambut kedatangan kekasih yang sebelumnya ia khianati.
Tanpa aba-aba, Celine bergegas berlari ke arah Kai lalu memeluk erat pria itu.
"Maafkan aku. Maafkan aku yang telah menghianatimu. Aku sungguh menyesal," tutur Celine penuh sesal. "Angel Diamond masih ada padaku dan akan kukembalikan padamu. Berikanlah kesempatan untukku memperbaiki semuanya, Kai." Kalimat penyesalan Celine yang meluncur tanpa jeda sukses membuat sosok Kai bergeming di tempat.
"Sial! Mengapa sesakit ini?" Jade membatin getir seraya menatap momen kebersamaan Celine dan Kai. Tak hanya itu, Jade juga harus menahan luka sabetan akibat menghalau musuh yang hendak menyerang Toni.
Di sisi lain, Variga sibuk mengamati presensi kelima musuhnya dari kejauhan.
"b*****h! Ternyata ini semua ulahmu, Malakai. Bahkan berlian yang Celine berikan juga palsu. Aku memang sudah curiga ada yang tak beres dengan pencuri itu. Ch! Akan kubunuh kalian semua!" Variga membatin penuh dendam kesumat.
"Buat mereka sibuk dan lakukan rencana B."
Dengan tegas sang broker memerintahkan tangan kanannya untuk menjalankan rencana B alias meledakkan Istana V.
Sebelum mengadakan pesta, Variga sudah terlebih dahulu memasang bom waktu di sekeliling tempat itu. Ia menyadari betul bahwa musuh kapanpun bisa saja menyerangnya. Maka dari itu,Variga selalu punya rencana B jika sewaktu-waktu terdesak.
Di duniaku, aku adalah kekuatan. Aku akan menghancurkan apa pun atau siapa pun yang berani bermain denganku. Kesempatan kedua, huh? Jangan bermimpi.
"Lepas!" ucap Kai datar.
"Tidak, Kai. Aku tidak akan menyerah secepat itu. Aku tau kau masih merasakan hal yang sama denganku." Celine masih tetap pada pendiriannya yakni memeluk tubuh kekar mantan kekasihnya.
Dalam momen yang masih berlangsung, tanpa sengaja netra Kai dan Jade bertemu dalam jarak yang tak terlalu jauh. Saling kunci tatapan pun tak terhindarkan. Waktu seolah terhenti, dunia di sekitar mereka berubah dan hanya menyisakan dua insan yang tanpa disadari telah saling jatuh hati.
Baik Jade dan Kai hanya bergeming, menikmati momen untuk sesaat. Tak dapat dipungkuri, tujuan utama sang bos mafia turun tangan langsung yaitu untuk menyelamatkan wanita yang telah berhasil mengusik harsa, pembawa warna baru dalam hidupnya, serta pengganti cinta yang telah berkhianat. Jade Shiera, wanita yang hanya Kai inginkan untuk menghabiskan sisa waktu bersama di tengah dunia kelamnya.
Tak berbeda jauh dengan Kai. Hati Jade telah jatuh sangat dalam akan perangai luar dan dalam seorang Big Bos Organisasi Mafia yang sebelumnya ia benci. Terlebih, pria itu telah membela kehormatannya di hadapan kekasih yang hanya memanfaatkan Jade saja.
Namun, semua tak berlangsung lama. Ekor mata Jade yang masih waspada teralih, menangkap gerakan seorang anak buah Variga yang berusaha bangkit dengan cepat dan hendak mengarahkan senjata api ke tubuh Kai.
Saat itu juga, dunia Jade seolah bergerak dalam slow motion diiringi tubuh yang berproses bergerak lambat mengarah ke arah belakangan sosok Kai untuk spontan menyelamatkan sang pria dari sasaran puluru.
Sial! Mengapa di saat genting seperti ini aku malah berharap jika datang lebih dulu ke dalam hidupmu dan bukan Celine. Kau berhak bahagia, Tuan Mafia. Selamat tinggal.
DOR!
"Argh!"
Tepat di d**a Jade, timah panas anak buah Variga bersarang. Seolah tak kuasa lagi tubuhnya menahan sakit, tungkai Jade tersungkur berlutut.
"JADE!"
Kai spontan mendorong kuat sosok Celine lalu menembak anak buah Variga yang telah menyasar Jade. Tiga, empat, bahkan seluruh amunisi dalam senjata apinya, Kai tembakan secara membabi buta.
Sebelum tubuh lunglai Jade mendarat sempurna, dengan gerakan secepat kilat sosok Kai berhasil menangkapnya.
"Jade, bertahanlah!" Kai frutrasi diiringi hari yang begitu sakit melihat wanita yang ia cintai terluka akibat melindunginya.
"CEPAT BAWA HELIKOPTER MENDEKAT!" teriak Kai memerintah Leo tak sabaran. Leo segera menghubungi helikopter yang baru beberapa menit berlalu pergi.
"Kau bodoh! Mengapa kau rela berkorban untuk manusia penuh dosa sepertiku," protes Kai. d**a pria itu sesak, netranya berkaca-kaca. Seumur Kai hidup, tak ada rasa sakit yang dapat menandingi momen bersama Jade saat ini.
"Kau kuat, Jade. Bertahanlah, aku mohon!" Kai berubah memelas, memohon seraya memeluk tubuh Jade yang nyaris tak bertenaga.
"Hey, Tuan Mafia. Seb-belum aku pergi. Aku hanya ingin mengata-kan bahwa aku tidak menyesal melakukan ini," ucap Jade terbata-bata.
"Jangan menyalahkan diri. Terima kasih telah membelaku di hadapan Fin. Aku-"
CUP!
Tanpa terduga, Kai mendaratkan kecupan lembut tepat di belah ranum Jade. Kecupan yang sukses membuat jantung keduanya bergetar hebat. Setitik energi pun seolah men-charge tubuh sang assasin yang kian melemah.
"Kau akan pulang bersamaku, Jade. Jangan katakan apa pun lagi. Aku ...." Kai mengatur napas sebelum akhirnya berkata, "Aku jatuh cinta padamu, Jade Shiera."
Tak hanya berupa ucapan, tatapan Kai yang begitu dalam seolah mewakili ketulusan cintanya pada sang assasin.
"Aku ... juga mencintaimu, Kai." Senyuman kebahagian terbingkai jelas di wajah kedua insan yang sedang dimabuk asmara dalam situasi yang masih menegang.
Tanpa keduanya sadar, ada hati yang tersayat saat menyaksikan momen kebersamaan tersebut. Siapa lagi jika bukan Celine. Tangan yang sedang memegang sebuah pistol pun ia remat dengan kuat. Ide gila demi cinta yang kini telah bertepuk sebelah tangan lantas muncul. Celine perlahan mengarahkan pistol ke arah Jade.