"Isshhh, sakit ..." Naila menggeliat pelan di ranjang rumah sakit. Tangan kirinya menggenggam erat selimut, sementara tangan kanan memegang perutnya yang terasa nyeri luar biasa. Keringat dingin membasahi pelipisnya, dan wajahnya tampak pucat pasi. "Mas ..." lirihnya pelan, berusaha membangunkan suaminya. Rasya yang baru saja memejamkan mata, langsung tersentak. Ia bangun dengan panik, matanya menatap istrinya yang tampak kesakitan. "Kamu kenapa, Sayang?" Rasya menghampiri, menggenggam tangan Naila penuh kecemasan. "Sakit ... Mas, perut aku sakit!" ucap Naila menahan nyeri. Air matanya mengalir deras di pipinya. Rasya tak pikir panjang. Ia segera menekan tombol pemanggil suster berkali-kali. Suaranya pun menggema panik. "Suster! Dokter! Cepat ke sini! Istri saya kesakitan!" Beberapa