“Sita, awas kalau kamu lirik-lirik Dokter itu lagi!” ancam Dante dengan wajah ditekuk yang menggemaskan. Semua laki-laki yang memandangku dengan cara berbeda menurutnya sudah pasti akan dicemburui. Padahal aku sedang hamil dan perutku juga besar, badan membesar dengan drastis juga, jadi mana mungkin ada yang melirik. Tapi di mata Dante aku akan selalu terlihat yang paling cantik sehingga membuatnya gelisah sepanjang waktu.“Dokter yang mana sih, Sayang? Ya ampun mana mau dia juga sama aku. Lihat aja seluruh tubuhku membesar begini. Cuma kamu doang yang bisa tergila-gila begitu,” ucapku sambil menampilkan senyum geli. Di tanganku sedang ada pisau dan apel karena Dante berubah menjadi bayi ketika sakit. Apalagi sampai terbaring di rumah sakit begini, manjanya minta ampun. “Dokter yang mana