Perlahan Dimas membuka matanya. Samar-samar terdengar suara seseorang berbicara. Dari balik kelopak matanya yang belum terbuka sepenuhnya, Dimas sudah tahu siapa wanita itu dan Dimana ia berada saat ini. Alih-alih membuka kedua matanya, Dimas justru kembali memejamkan matanya, menghela lemah dengan pikiran yang mulai kacau. Semalam ia mabuk. Mabuk berat. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi kekacauan yang ada dalam pikirannya. Hanya sedikit mengalihkan, saat minuman beralkohol itu mulai mempengaruhi, munculah seorang wanita. Sosok itu seperti tidak asing, dari bentuk tubuh dan pakaian yang melekat erat di tubuhnya, membuat keyakinan Dimas menguat bahwa ia adalah Mila. Wanita sialan yang terus memenuhi isi kepalanya. Dimas ingin membalasnya, menyakiti wanita itu karena telah men

