Datang bukan karena ingin makan bersama, atau makan gratis. Mila masih punya rasa malu, makan di kediaman bos nya sendiri, apalagi hubungan keduanya tidak terlalu dekat, tidak seperti dirinya dan Nadia, tapi alasan yang membuatnya bersedia menerima tawaran Dona, yakni karena ingin melihat keadaan Dimas. Saat wanita itu mengatakan, “Kekasihku sakit.” Pikiran Mila langsung tertuju pada Dimas. Khawatir muncul tanpa bisa dicegah. Ia pun menerima tawaran makan malam bersama, hanya untuk memastikan keadaan lelaki itu, tapi lihatlah yang dilakukannya sekarang. Mila tersenyum miris, meratapi ke kebodohannya sendiri. “Bodoh,” gumamnya pelan, saat mencuci piring kotor, bekas makannya. Ia tidak mungkin meninggalkan rumah itu tanpa membersihkan piring yang telah di pakaiannya. “Bu Dona, saya ma

