“Lo kenapa sensi banget sih sama dia?” Tanya Albi penasaran sekaligus kesal, sebab Dimas benar-benar mengacaukan suasana makan malam di acara ulang tahun Nadia. Lelaki itu terus melontarkan kalimat-kalimat sindiran yang membuat Nadia akhirnya memutuskan untuk memisahkan ruangan, laki-laki dan wanita. “Bukan sensi, tapi benci!” Dimas memperjelas. “Salah apa dia sama Lo? Sampe Lo keliatan kayak singa lapar gitu?” selidik Albi. Dimas menghela lemah, “Sudah jelasinnya.” Tapi tatapan Albi semakin tajam ke arahnya. “Jangan-jangan dia adalah wanita yang Lo maksud tempo hari. Iya, kan?” kedua mata Albi menyipit. “Ya ampun!” Albi menggelengkan kepalanya. “Jadi, yang Lo maksud wanita jahat itu dia? Tapi kelihatannya dia nggak ada niatan jahat sama Lo. Malah dia terlihat seperti wanita bai

