Chapter 8

1324 Kata
Natasha sedikit terusik dengan aktivitas tidurnya saat merasakan hawa pendingin ruangan menusuk kulit tubuhnya. Tangan Natasha mencoba untuk meraih selimut namun tangannya malah bersentuhan dengan kulit lain. Kulit lelaki itu. Sontak mata yang tadinya tertutup rapat menjadi terbuka sempurna saat menyadari bahwa Michael sedang berada di atasnya. Dan kemudian tatapan mereka bertemu. "Tidurmu nyenyak, Nona keras kepala?" Pertanyaan Michael sangat menyebalkan. Natasha refleks mendorong d**a bidang itu untuk menjauh dari tubuh polosnya. "Mengapa kau di sini? Aku tidak mau bertemu denganmu," ucap Natasha ketus. Ia tidak suka keberadaan Michael di sini. Lelaki itu berbahaya. Bahkan saat ini lelaki itu malah terkekeh. Semakin membuat Natasha tidak suka. "Ini kamarku dan ini rumahku. Jadi setiap hari kau pasti akan bertemu denganku." "Maka dari itu lepaskan aku. Dan biarkan aku hidup tenang dengan suamiku." Raut wajah Michael seketika berubah emosi. Topik ini lagi yang diperdebatkan. "Apa kau tidak ingat bahwa suamimu sudah mencampakanmu." "Itu hanya sebatas cincin. Aku tidak akan pernah bisa percaya jika bukan dari Drew sendiri yang mengatakannya." Michael mencoba mengendalikan emosinya lagi. Ia sangat tahu rasa cinta Natasha untuk Drew suami yang disebutkannya itu seperti apa. Sangat besar, sehingga Michael ingin merubah rasa cinta Natasha beralih hanya untuknya. Untuk lelaki buruk rupa yang menginginkan kebahagiaan di dalam hidupnya. "Aku punya sesuatu untukmu. Semoga setelah ini kau bisa memutuskan untuk melupakan suamimu dan menerimaku, suamimu yang sesungguhnya." Natasha terdiam saat tubuh Michael menegak dan tertunduk di ranjang. Meraih selembar surat di saku celananya dan menyodorkan tepat di depan mata Natasha. "Bacalah," ucapnya. Natasha perlahan bangkit, duduk di atas ranjang berhadapan dengan Michael. Tangannya meraih selimut mencoba menutupi tubuh polosnya, kemudian surat yang ada di gengaman tangan Michael, Natasha coba mengambilnya. Tulisan tangan Drew? Natasha mulai penasaran. Membuka lembar kertas itu tak sabaran dan menemukan tulisan tangan rapi yang masih Natasha ingat bahwa ini memang tulisan tangan Drew. Di dunia ini mustahil ada yang bisa menyamai tulisan tangan seseorang. Mungkinkah benar ini surat dari Drew? Maaf, aku harus mengatakan ini, Daisy. Aku ingin melepaskan pernikahan kita. Aku di sini dituntut ayah untuk menikah dengan wanita pilihannya. Dan tentu wanita itu bukanlah dirimu. Aku harus mengakhiri pernikahan ini. Jadi anggap saja pernikahan kita tidak pernah terjadi. Natasha menjatuhkan lembar surat itu tak percaya. Tulisan tangan itu benar-benar milik Drew tetapi isi tulisan di dalamnya seperti bukan Drew. Bagaimana bisa Drew melupakan ia begitu saja. Bagaimana bisa, setelah perjuangan yang dilakukan, lelaki itu memutuskan untuk melepaskannya begitu saja. Air mata Natasha tiba-tiba menetes. Dia tetap menggeleng menyangkal bahwa surat itu bukanlah dari Drew. Ini hanya sebuah kebohongan kan? Michael pasti merencanakan ini untuk menipunya. "Natasha." Michael meraih kedua rahang Natasha dengan cemas, melihat wanita itu hanya diam bersama air mata yang terjatuh melewati dagunya. "Hei, tatap aku." Kedua bola mata Natasha beralih ke arah Michael. Isakannya bahkan terdengar memprihatinkan. Namun Michael tetap mencoba mempertahankan tatapannya. "Belajarlah untuk menerimaku. Lelaki yang kau cintai kini sudah berubah. Hanya ada aku sekarang. Lelaki buruk rupa yang menginginkanmu. Suamimu yang sesungguhnya." "Kenapa kau selalu beroptimis bahwa kau adalah suamiku?" Natasha semakin bingung dengan semua ini. Drew yang melepaskannya, dan Michael yang mengaku-ngaku sebagai suaminya. Tidak ada yang memberitahu dengan jelas. Sebenarnya sekenario apa yang tengah mereka perankan? Natasha merasa dia satu-satunya wanita bodoh di dunia yang masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada kehidupannya saat ini. "Karena aku merasakannya. Rasa cinta seperti ini hanya terjadi ketika aku menginginkanmu." "Ini bukan cinta. Ini hanya obsesi gila. Cinta tidak seperti ini." "Kau yang membuatku harus memperlakukanmu seperti ini. Yang aku inginkan, kau bisa menerimaku dengan keadaaku sekarang bukan tetap mengharapkan Drew yang tidak mungkin bisa kembali. Cobalah menerima kenyataan itu Natasha!" Michael frustrasi. Sangat terlihat ketika lelaki itu meneriakinya dengan amarah yang meluap. Natasha mulai beringsut ketakutan. "Tatapan matamu selalu menyakitiku. Kau seolah tidak mau denganku karena wajah buruk rupa ini. Matamu tidak menyukai wajahku! Dan aku sangat tidak menyukai tatapan itu!" Natasha semakin terisak. Michael saat marah berkali-kali lipat lebih menyeramkan. Namun kali ini ia cukup tertegun dengan tatapan putus asa yang dilayangkan lelaki itu padanya. Terlihat berbeda, Michael seperti memendam kerinduan yang begitu banyak. Tatapannya seolah menyiratkan bahwa ialah yang merubah Michael seperti ini. Sebenarnya apa yang terjadi? Natasha mencoba menatap wajah buruk Michael. Menatap lekat wajah itu. Sejujurnya mata Natasha memang merasa tidak nyaman dengan wajah Michael. Namun bukan berarti ia tidak menyukai wajah buruk rupanya. Natasha hanya merasa asing akan fisik Michael yang amat sangat menyeramkan. Natasha tidak pernah menemukan jenis lelaki seperti ini sebelumnya. Namun satu hal yang sedikit mengusik hati Natasha. Bagaimana pun ia menyangkal. Tetap dari lubuk hati yang paling dalam Natasha merasakan bahwa ia sangat mengenal Michael lebih dari dirinya sendiri, dan lebih dari mengenal Drew. Drew yang sudah melekat di ingatannya sebagai cinta pertama dan suaminya kini semakin berubah menjadi seseorang yang berbeda. Seolah ia tidak mengenal lelaki itu. Dan kini ketika berada dekat dengan Michael lelaki asing yang mengaku-ngaku sebagai suaminya. Natasha malah merasakan sebaliknya, seolah sudah mengenal Michael sejak lama. Benarkah Michael adalah suamiku yang sesungguhnya? Sedikit ragu perlahan tangan Natasha mulai merambat ke area wajah Michael. Menangkup kulit pipi Michael yang kasar, dan mencoba memejamkan mata. Menelusuri setiap pahatan yang tidak beraturan di wajahnya. Kemudian secara mengejutkan wanita itu tiba-tiba memeluk tubuh Michael begitu saja. Dan mulai terisak kembali di d**a lelaki itu. "Buktikan bahwa kau adalah suamiku. Dan ajari aku untuk bisa mencintaimu kembali." *** Seharian ini Michael tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Sifatnya seketika berubah sembilan puluh derajat dengan sifatnya yang terbiasa keras dan meluap-luap. Logan yang memperhatikan itu sedikit heran. Saat biasanya Michael akan memarahi para pelayan jika emosinya terbilang cukup parah. Bahkan Logan pun sering menjadi sasaran dampak dari emosi yang berasal dari ketidak percayaan diri Michael atas bentuk wajahnya yang buruk rupa. Dan saat ini Logan melihat sendiri. Bagaimana kepercayaan diri Michael mulai sedikit bangkit saat seorang wanita dari kliennya menatap Michael dengan tatapan penuh penghinaan. Namun lelaki itu malah menanggapinya biasa saja seolah tidak ada hal yang sedang menyinggung hatinya sekarang. Sangat baik. Logan tersenyum. Ia senang melihat keadaan Michael semakin terlihat membaik seperti ini. "Logan." Logan tersentak dari lamunannya saat mendengar suara Michael memanggil namanya. Dengan cepat Logan menghampiri Michael yang kini tengah duduk di kursi direktur utama perusahaan. Sebenarnya kejadian ini sangatlah langka. Tidak biasanya Michael mau meluangkan waktu untuk berkunjung ke perusahaan. Michael akan selalu mengerjakan pekerjaannya di ruang pribadi dalam mansionnya. Tidak pernah mau keluar, sekalipun hanya untuk berjalan-jalan. Jika pun ada perjalanan bisnis Michael akan memakai jet pribadi dan menyewa tempat privat yang tidak banyak orang akan berada di sana. "Belikan aku buket bunga aster. Aku ingin memberikannya untuk Natasha." Kening Logan mengernyit. Apa Michael becanda. Banyak sekali bunga aster yang tumbuh subur di taman mansionnya. Mengapa malah memilih untuk membeli di luar. "Bukankah bunga aster tumbuh banyak di lingkungan mansion Tuan?" "Aku ingin memberikan bunga yang berbeda. Buket bunga yang dihias cantik. Jika aku memetiknya sendiri itu sama saja memberi setangkai bunga aster, Logan!" Logan terkekeh mendengar ucapan yang ditekankan Michael. Ia kemudian mengangguk. Dan mulai memesan buket bunga cantik untuk wanita sekapan tuannya lewat ponsel canggih di tangannya. "Logan." Suara Michael terdengar lagi. Logan langsung menatap Michael. "Apa mau ada yang ditambah lagi Tuan?" "Jika aku memberikan perhiasan, emas, berlian atau kemewahan lain. Apa Natasha akan menerimanya?" Logan terlihat berpikir sejenak kemudian menggeleng sebagai jawaban. "Sepertinya Nona Natasha tidak terlalu menyukai kemewahan, Tuan." Mendengar itu Michael refleks mengangguk membenarkan. "Kau benar. Natasha adalah wanita yang berbeda. Dia tidak suka kemewahan," kekehnya mengetahui fakta yang sangat langka untuk seorang wanita. "Baiklah pesankan aku bunga aster saja. Malam ini aku berniat mengajaknya kencan di taman belakang." "Kencan di taman belakang?" "Kau tidak serius untuk menyuruhku kencan di tengah keramaian kan Logan?!" Michael sedikit tersinggung mendengar pertanyaan Logan. Logan langsung buru-buru menggeleng takut aura positif Michael hancur karena ulahnya. "Ah, tidak Tuan. Menurut saya kencan di taman belakang cukup romantis." Dan Michael tersenyum mendengar jawaban Logan. "Itu yang aku pikirkan." Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN