Chapter 7

830 Kata
Natasha berpikir bahwa ia akan dibawa Michael ke dalam ruangan yang terdapat foto istrinya. Dan menceritakan apa maksud ia melakukan perlakuan keji seperti ini padanya. Tetapi yang jadi masalah pemikiran itu salah. Lelaki itu malah menyeret tubuhnya masuk ke dalam kamar megahnya. Dan menghempaskan tubuh Natasha di atas ranjang. "A-apa yang akan kau lakukan?" tanya Natasha was-was saat melihat Michael mulai menindih tubuhnya dan membuka kancing kemeja putihnya satu persatu. "Aku akan membuktikan bahwa kau adalah istriku," ucap Michael dengan nada menggoda. Berhasil membuat Natasha semakin beringsut ketakutan menuju ke kepala ranjang. "Jangan mendekat. Kau tidak akan mendapat bukti hanya dengan melakukan itu padaku!" Michael mencekal kedua tangan Natasha dan menguncinya di atas kepala. Mencoba membuat wanita itu patuh atau setidaknya ketakutan dengan apa yang tengah ia lakukan. "Kata siapa? Jika kau mendesah dan menikmati sentuhanku. Aku bisa membuktikan bahwa tubuhmu memanglah milikku. Seorang istri akan selalu menerima suaminya saat bercinta bukan. Berbeda dengan pemerkosaan. Wanita yang diperkosa tidak akan merasakan kenikmatan selain rasa sakit jika sedang ditiduri." "Dan aku selalu merasakan sakit. Itu yang selalu kurasakan saat kau menyetubuhiku!" Michael terkekeh mengejek kata-kata yang dimuntahkan mulut Natasha. Sakit? Michael merasa bahwa kata-kata itu adalah pembohongan yang luar biasa. "Aku tidak yakin mulutmu akan mampu berbicara kebohongan lagi setelah ini." Michael mulai menjatuhkan kemejanya di bawah lantai. Tubuh atasnya kini sudah setengah telanjang. Walaupun kulitnya hancur, namun masih terlihat sedikit bahwa tubuh itu dulunya terpahat sangat sempurna. Tubuh Michael tinggi, dan mempunyai badan kekar. Kedua bahunya berukuran lebar terlihat sangat nyaman jika ditiduri. Natasha menggeleng penuh penolakan. "Tidak jangan lakukan it-hmmpp—" Namun sayang, suara penolakan Natasha hanya bisa terendam dalam ciuman penuh nafsu Michael. Sebelah tangan lelaki itu mengunuci tangan Natasha agar tidak memberontak. Sementara tangan yang lain sibuk meloloskan kancing pada dress berwana biru yang saat ini menutupi tubuh indah Natasha. Beberapa kali kepala Natasha bergerak menolak ciuman Michael namun yang terjadi bibirnya selalu berhasil ditemukan oleh mulut Michael. Menyesap lidahnya dengan kuat. Sampai membuat Natasha kewalahan. Sedangkan kedua kaki Natasha tidak berkutik saat tubuh Michael mengunci pahanya agar tidak banyak bergerak. Michael merobek paksa dress yang dikenakan Natasha sampai terlepas. Melemparkannya pada lantai. Michael melepaskan ciumannya lalu menyeringai menatap Natasha yang terengah marah padanya. Michael malah semakin menggoda amarah wanita itu dengan senyuman meremehkan yang bergelayut di ujung bibirnya. "Kau istriku," bisik Michael. "Dan tubuh indah ini adalah milikku." Tanpa bisa melawan Natasha menerima serangan kembali mulut Michael di bibirnya. Ia ingin menjerit dan menghentikan semua ini demi apapun. Namun sialnya permainan lelaki itu benar-benar ahli. Michael seolah tahu di mana letak daerah sensitifnya yang bisa meledakan kabut gairah dalam tubuh Natasha. Hingga kemudian Natasha merasa dingin menggigil. Saat area sensitifnya terbuka, dan bra hitam miliknya tergeletak di samping tubuhnya. Natasha tidak bisa menahan lebih lama lagi. Desahannya lolos begitu saja saat tangan Michael beralih mempermainkan tubuhnya. Seharunya ini tidak bisa dijadikan bukti bahwa ia adalah istrinya. Karena Michael bermain curang. Dia terus menggunakan lidahnya yang nikmat untuk memainkan daerah sensitifnya. Natasha hanya bisa berakhir pasrah. Saat wajah lelaki itu semakin turun dan mulai melepaskan kain terakhir di tubuhnya. *** Tubuh Michael ambruk di atas tubuh Natasha. Keintiman mereka masih menyatu. Dan Michael bisa merasakan detak jantung Natasha berdegup kencang. "Menikmatinya Sayang?" tanya Michael, berbisik di telinga Natasha. Natasha masih terengah. Dan peluh semakin membanjiri tubuh keduanya. Natasha menatap wajah menyebalkan Michael dengan tatapan negatif. Ia tidak suka jika Michael menjadikan kegiatan ini sebagai bukti bahwa ia adalah istrinya. Tentu saja itu curang. "Walaupun kau beberapa kali membuatku o*****e. Tetap aku tidak akan percaya bahwa kau adalah suamiku." Michael menghela napas. Lalu berguling. Berbaring terlentang di samping tubuh Natasha. "Terserah. Karena aku tetap yakin bahwa kau adalah istriku." "Michael ini tidak benar. Jangan berpikir bahwa wajah kami mirip kau menggangap aku adalah istrimu. Kami orang yang berbeda!" Michael memiringkan tubuhnya menghadap Natasha. Keduanya masih berbaring telanjang tanpa selimut yang menutupi tubuh polos keduanya. Tangan Michael mengusap rambut Natasha dengan lembut. Menyingkirkan beberapa anak rambut yang menempel karena peluh yang membanjiri tubuh. Lalu mengecup hidung mancung Natasha dengan gemas. "Tidurlah. Aku harus pergi ke suatu tempat sekarang. Setelah pulang aku ingin bercinta lagi denganmu sampai puas. Jadi manfaatkan waktu yang ada untuk beristirahat." Michael mengecup kening Natasha. Lalu mulai bangkit turun dari ranjang. Meraih pakaiannya. Kemudian mengambil selimut yang jatuh, menyelimuti tubuh polos Natasha agar wanita itu sedikit nyaman dalam tidurnya nanti. Sejenak Michael menatap Natasha dengan intens sampai membuat wanita itu sedikit salah tingkah di buatnya. "Pergilah!" ketus Natasha. Memunggungi Michael yang kini tersenyum melihat ulahnya. Michael memilih untuk mendekati ranjang. Mengusap rambut hitam itu. Lalu mengecup pipinya dengan sayang. "Aku akan segera kembali." "Pergi saja ke neraka. Dan jangan pernah kembali!" Bersyukur mood Michael sedang bagus hari ini. Jadi lelaki itu hanya merespon dengan kekehan kecil saat mulut Natasha memuntahkan sebuah makian. "Aku tidak bisa janji." "b******n!" Michael tidak peduli pada makian itu. Ia lebih memilih masuk ke dalam kamar mandi. Dan meninggalkan Natasha menggerutu kesal seorang diri. Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN