Chapter 6

1296 Kata
Michael masih memperhatikan Natasha. Dalam tidur pun wanita ini terlihat begitu sangat cantik. Salah jika ia mencoba menghalalkan segala cara untuk mendapatkan wanita ini. Namun Michael merasa ia adalah seorang laki-laki, dan seorang laki-laki seperti dirinya tidak akan pernah berpikir salah dalam menggapai sebuah kebahagiaan. Michael merasa bahwa Natasha adalah partner terbaik di atas ranjang. Tidak hanya cantik, tubuh wanita ini begitu sempurna dan sangat memuaskan. Terlebih lagi Natasha adalah istrinya. Sesuatu yang menandakan bahwa Natasya memang tercipta untuk menjadi miliknya. Hanya milik Michael. Sebelum beranjak Michael mengecup kening Natasha terlebih dulu. Lalu memutuskan untuk memunguti serpihan pakaian yang berserakan di lantai. Sudah berapa kali mereka melakukan. Dan hasilnya mereka tetap mencapai kepuasan. Yang menyebalkan adalah ketika otak wanita keras kepala itu terus munafik. Beropini bahwa yang mereka lakukan ini adalah kesalahan. Michael memutuskan untuk keluar dari kamar. Waktu masih menunjukkan tengah malam. Mungkin ia akan minum segelas anggur sambil menyelesaikan pekerjaannya. Setelah tiba di ruang pribadi, Michael meraih dua gelas dan satu botol wine di rak penyimpanan. Dan membawanya ke atas meja kerja. Desahan kasar napas Michael terdengar. Tidak terlalu suka melihat tumpukan pekerjaan yang masih melambai-lambai untuk segera di selesaikan dalam waktu dekat ini. Tok tok tok Michael menatap ke arah pintu. Menyaut, mengijinkan seseorang yang datang mengetuk pintu untuk segera masuk. Michael melihat Logan. Berjalan ke arahnya dengan raut datar seperti biasa. "Tuan, membawa Nona Natasha lagi? Saya pikir Tuan benar-benar akan melepaskannya." Michael terkekeh mendengar ucapan Logan. "Duduklah Logan. Kita minum bersama." Logan menurut ia berjalan ke arah Michael dan duduk di depan lelaki itu. Michael menuang wine ke dalam gelas. Lalu memberikannya pada Logan. Sepertinya mood seorang Michael sedang bagus. "Kau tidak berpikir aku akan melepaskan Natasha begitu mudahnya kan?" "Saya memang sempat berpikir seperti itu. Dan ternyata memang benar." Michael menjatuhkan punggungnya pada sandaran kursi. "Aku hanya ingin membuat wanita itu melupakan Drew. Dan melihatku sebagai pengganti suaminya. Aku masih meyakini Natasha akan mengenaliku kembali. Meskipun wajah ini sudah berubah menjadi monster buruk rupa." "Tapi haruskah dengan cara seperti ini Tuan? Menculik, menyekap, dan memperkosanya." "Tidak ada cara lain Logan. Satu-satunya hal yang bisa membuktikan bahwa dia adalah istriku dengan menyetubuhinya. Tubuh kami tidak bisa berbohong. Sekuat apapun wanita itu menyangkal, tubuhnya tetap tidak pernah bisa berbohong. Mereka mengenaliku." Logan mengangguk mengerti. Michael hanya mencoba mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya. Wanita itu berperan penting dalam kehidupan Michael. Jika selama ini Logan terlihat tidak setuju dengan rencana ini bukan karena apapun. Michael sudah seperti anaknya sendiri. Logan hanya takut rencana ini tidak akan berhasil. Natasha tidak akan mengenalinya dan tetap beranggapan bahwa Michael adalah sosok asing yang begitu menyeramkan di matanya. Jika itu terjadi Michael pasti akan terpuruk kembali dan jatuh di titik rendah hanya karena penolakan wanita itu. "Saya mendukung apa yang Anda lakukan Tuan. Yang terpenting Tuan bahagia." Michael tersenyum. Logan adalah satu-satunya orang yang sangat Michael percayai. "Aku pasti bahagia selagi wanita itu tetap bersamaku. Karena wanita itu adalah kebahagiaan." "Apa rencana Tuan sekarang?" Michael terlihat berpikir. "Mungkin sedikit memberi kebebasan untuk hidupnya." *** Ternyata benar apa yang Michael rencanakan. Paginya Natasha bisa merasakan menghirup udara segar di taman luas mansion ini. Walaupun seluruh jalan untuk kabur dari jeratan Michael masih tertutup rapat. Namun Natasha sedikit bersyukur setidaknya ia tidak akan mati bosan terus berada di dalam kamar tanpa jendela. Jujur saja mansion milik Michael yang saat ini ia pijaki cukup berbeda dengan mansion yang menyekapnya dulu. Bangunannya terlihat modern dan beberapa pelayan yang berlalu lalang terlihat seperti orang asing. Terlihat seperti orang Amerika berbeda sekali dengan bentuk wajahnya yang Asia. Mungkin kah sekarang Michael sedang menyekapnya di negara lain? "Selamat pagi Nyonya?" Seseorang datang dengan senyuman ramah. Natasha kembali bersyukur setidaknya orang-orang asing ini masih berbicara dengan bahasa yang ia mengerti. "Pagi," jawab Natasha seadanya. "Apa Nyonya ingin memetik bunga?" Tatapan Natasha terlihat berbinar. Ia suka dengan tumbuhan cantik bernama bunga. Ia bahkan hapal setiap filosofi dari bunga-bunga yang bermekaran di taman kecil yang berada di belakang rumahnya. Taman pemberian ibundanya tercinta. Mengingat itu Natasha kembali sedih. Kapan ia bisa bermain bersama ibunya kembali, ia rindu saat bercanda tawa, saat membuat adonan roti, saat ia menjual bunga untuk membantu ibunya. Natasha merindukan saat-saat itu. Melihat perbedaan yang ada di wajah Natasha. Pelayan itu berinisiatif untuk membawa Natasha menelusuri taman. "Mari Nyonya saya temani." Dan benar, raut sedih itu seketika tergantikan dengan antusias yang terpancar di binar mata Natasha. "Ada berapa jenis bunga di sini? Terlihat sangat luas dan banyak sekali. Seperti surga," ucap Natasha sambi tersenyum melihat pemandangan indah hamparan bunga yang cantik di setiap ia melangkah. Terlihat luas. Natasha tidak bisa menghitung ada berapa bunga yang tumbuh subur di taman ini. Pelayan itu ikut tersenyum. "Ada seribu jenis bunga Nyonya. Yang saya dengar dari gosip para pelayan. Tuan Michael sengaja membuat taman ini untuk didedikasikan pada istri tercintanya." Langkah Natasha setika terhenti. Ia penasaran tentang istri yang di bicarakan pelayan ini. "Istri yang kau maksud itu. Kenapa dia tidak bersama Michael dan kenapa lelaki itu malah menganggap aku adalah istrinya?" "Mungkin karena wajah Nyonya yang mirip sekali dengan istri Tuan Michael. Saya sering melihat fotonya di ruangan pribadi Tuan. Dan benar wajahnya persis seperti Anda, Nyonya." Natasha menatap pelayan itu dengan wajah serius. Ia ingin melihat foto itu. Apa benar hanya karena wajah ini yang mirip, Michael tega menyekap dan memperkosanya. Dan lebih parah mengaku-ngaku sebagai suaminya. "Bolehkah aku melihat foto istri Michael. Aku ingin melihatnya." "Ta-" "Mulutmu akan membawamu pada sebuah kehancuran Holly." Deg Tubuh wanita itu seketika memegang kaku saat suara dingin itu muncul di belakangnya. Natasha yang mendengar pelayan itu tidak melanjutkan ucapannya menatap heran tubuh wanita itu yang kini menegang seolah sedang ketakutan. Dan ketika tatapannya melirik ke arah belakang pelayan. Natasha mengerti ketakutan wanita itu muncul karena ada seseorang yang datang. Michael dengan wajah menyeramkannya sudah berdiri tegak menatap mereka. Natasha sedikit kesal. Padahal sebentar lagi ia akan mengetahui motif terselubung Michael. Dan lelaki sialan itu datang menghancurkannya. "Kau menakutinya Michael!" ucap Natasha marah. Bukannya tersinggung Michael hanya mengedikkan kedua bahunya acuh. Ia langsung meraih pergelangan tangan Natasha dan menyeret wanita keras kepala itu untuk mengikutinya masuk ke dalam mansion. Natasha memberontak. Dan mulai mencoba melepaskan cengkraman tangan Michael. "Lepaskan aku." "Diam!" bentak Michael cukup kesal. Keras kepala wanita ini benar-benar harus di hancurkan. "Di luar sedang panas. Aku tidak mau mendengar rengekanmu karena sakit." Natasha menghempaskan tangan Michael dengan kasar. "Siapa yang merengek. Aku bahkan memintamu untuk tidak mengobatiku saat itu. Karena aku lebih memilih mati dibanding sehat tapi harus tersakiti." "Tersakiti seperti apa maksudmu? Apa selama ini aku menyakitimu?" Natasha terdiam. Mencerna kembali kata-kata yang Michael lontarkan. Benar, jenis sakit seperti apa yang telah Michael berikan. Walaupun di awali dengan paksaan Natasha tetap berakhir selalu menikmatinya. Dan lelaki itu pun mencukupinya dengan kemewahan. Makanan enak, pakaian bagus. Dan perlakuan lembut. "Kau menyakitiku dengan membiarkan aku terlena pada sentuhanmu." Michael terkekeh cukup menyebalkan di telinga Natasha. "Bukan salahku. Tubuhmu sendiri yang menerimaku." Sialan! Natasha merasa wajahnya akan meledak detik ini juga. Wajah memerah ini. Entah itu akibat terlalu malu atau terlalu berat menahan amarah. "Tapi seharusnya kau tidak melakukan itu padaku. Aku sudah bersuami!" Kembali kata-kata yang berhasil menyulut emosi. Michael tidak terlalu suka topik yang di perdebatkan ini. Bisakah wanita ini melupakan suaminya. Jelas-jelas lelaki itu sudah melepaskan Natasha untuk beralih menjadi miliknya. "Lupakan suamimu. Aku adalah suamimu yang sesungguhnya!" "Tapi aku tidak mengenalmu. Aku tidak ingat pernikahan kita, aku pun tidak ingat bertemu denganmu di mana. Yang jelas dalam pikiranku. Pertemuan pertama kita saat kau yang menculik dan memperkosaku. Bagaimana aku bisa yakin bahwa kau adalah suamiku?!" Michael menatap nyalang pada Natasha. Mungkin kesabaran Michael berada pada ambang tidak bisa di tahan lebih lama lagi saat ini. "Baiklah aku akan membuktikannya padamu." Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN