Debur ombak terdengar lirih memecah keheningan. Langit menjingga keemasan, senja mulai turun perlahan, menorehkan cahaya temaram di wajah seorang pria yang duduk membisu di ujung balkon vila kayu menghadap laut. Di hadapannya laut lepas membentang luas, sedangkan di dalam d**a pria itu ada badai yang tak kunjung reda. Firdaus menatap kosong ke arah cakrawala, membiarkan angin laut meniup rambutnya yang mulai berantakan. Sudah satu bulan ia mengasingkan diri di tempat itu. Sebuah vila kecil milik sahabat lamanya yang terletak di sebuah teluk terpencil, jauh dari hiruk-pikuk kota, jauh dari kehidupan yang membuatnya tercekik. Ponsel sengaja ia matikan. Dunia ia tutup sepenuhnya. Hanya dirinya dan luka yang menganga dalam diam. Firdaus sudah tak begitu ingat momen saat ia mendapati Victor