Bab 86. Melepas Rindu

1239 Kata

Pintu kedatangan internasional Bandara Soekarno-Hatta sore itu penuh sesak. Di antara suara roda koper, pengumuman bandara, dan langkah kaki para penumpang, sepasang suami istri berjalan berdampingan dengan wajah sumringah, wajah yang memancarkan kebahagiaan setelah perjalanan panjang. Firdaus mendorong troli koper dengan santai. Di sebelahnya, Aura melangkah dengan kacamata hitam dan scarf ringan yang melilit lehernya. Satu bulan berkeliling dunia, mulai dari Spanyol, Italia, Prancis, sampai Yunani telah meninggalkan rona bahagia di wajah mereka. Namun, yang membuat langkah mereka cepat hari itu bukan lelah karena penerbangan panjang, melainkan rindu yang sudah menumpuk pada Keisya, gadis kecil mereka yang sudah tidak sabar menantikan kepulangan kedua orang tuanya. "Lihat, Mas! Itu Ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN