Cahaya lampu putih merambat perlahan menembus kelopak mata Firdaus yang berat. Dunia terasa buram saat ia mencoba membuka mata untuk pertama kalinya. Pandangannya berputar, dadanya sesak, dan kepala seperti dipenuhi asap pekat. Suara mesin monitor detak jantung menjadi musik pertama yang menyambutnya. Bip bip bip. Teratur, tapi terasa asing. Ia mencoba mengangkat tangan, akan tetapi lengannya lemah, rasanya berat. Tubuhnya seperti kehilangan satu sisi kekuatannya. Tubuhnya sendiri terasa berbeda. Dingin dan kosong. Ada nyeri menusuk di sisi perut kiri, tepat di bawah tulang rusuk. Sakitnya bukan main. "Keisya ...." Firdaus langsung memaksakan diri berbicara, suara seraknya nyaris tak terdengar. Namun tak ada yang membalas. Ruangan itu sepi. Kosong dan hampa. Tak ada siapa-siapa. Fird