Tepat pukul sepuluh malam, Gama pulang dengan wajah dan penampilan sama kusutnya. Ia langsung menuju dapur dan meneguk segelas air putih. Matanya mengernyit saat tak menemukan apapun yang bisa meredakan rasa laparnya. Langkahnya terayun menuju lantai dua, tempat kamarnya dan sang istri berada. Pria itu membuka pintu perlahan dan semakin heran saat tak mendapati Putri di sana. Gama memeriksa kamar mandi, tapi hasilnya masih serupa, hanya hawa dingin yang menyambutnya. Tangannya langsung merogoh saku, mengeluarkan ponsel pintarnya untuk menghubungi Putri. Dering ponsel di samping bantal memecah kesunyian, fakta bahwa wanita itu meninggalkan ponselnya membuat Gama geram. Kemana dia pergi malam-malam begini? Pria itu melangkah cepat keluar dari kamar, menuruni tangga dengan tak sabaran. Ia