"Jadi, berapa yang harus saya bayar untuk melunasi hutang saya kepada anda?" Amran bersuara dengan tenang, tubuhnya kini terduduk di sofa ruang tamu kediaman Gama, dengan kedua tangan bertaut di atas paha. Ada jejak lebam di area bawah matanya, tentu saja itu adalah hasil karya dari tangan kreatif milik Gama. Gama menatapnya tajam, dengan rahang mengetat karena emosi yang tertahan. Sementara Putri, duduk dengan gelisah di samping Gama, pria itu sama sekali tak memperbolehkan sang istri menjauh darinya. "Menurutmu berapa harga yang harus dibayar untuk nyawamu sendiri?" tanya Gama datar. Sejenak Amran terkesiap, tapi tak lama matanya melirik sekilas pada Putri yang kini menunduk dalam. "Saya sebenarnya lebih baik mati daripada dikhianati orang yang saya cintai," ucapnya sarat akan kekece