Bab 43. Patah Hati yang Teramat

1461 Kata

Riri menoleh ke arah Agus ketika mobilnya telah melaju jauh. Ia tentu tak bisa melihat sosok pria itu lagi, dan Riri langsung terisak. Ia benar-benar membenci Agus saat ini. Dengan getir, ia mengusap wajahnya yang basah. "Nona tidak apa-apa?" tanya Rangga dengan cemas. "Ehm." Riri hanya menggumam. Ia hanya ingin pulang lau tidur seharian tanpa ada yang mengganggu. Begitu Riri tiba di rumah, ia langsung disambut oleh Arman dan Siska, keduanya sudah mendengar dari Rangga bahwa putri mereka itu meminta dijemput pagi-pagi buta dari rumah orang tua Agus. Siska merentangkan tangannya pada Riri lalu memeluknya. Ia tahu putrinya baru saja menangis, mau tak mau ia pun jadi khawatir. "Hei, kenapa kamu nangis? Apa yang terjadi?" "Mas Agus jahat, Ma," jawab Riri. "Apa yang dia lakukan ke kamu?"

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN