POV Gama Aku menunggu respons Silvi setelah aku mengucapkan kata maafku untuk kesekian kalinya. Mungkin ia telah bosan dengan kata-kata maaf dariku. Namun, aku bersungguh-sungguh. Aku tak pernah tahu bagaimana susahnya Silvi menjaga si kembar selama ini. Melihat mereka sakit berbarengan membuat aku membayangkan kehidupan berat yang harus ditanggung Silvi. Apalagi ketika mereka masih bayi. Ya, Allah! Aku pasti memiliki dosa yang banyak. Aku menelantarkan Silvi yang tengah hamil. Ia hamil seorang diri, tanpa suami. Ia tak hanya merasakan perubahan fisik, tetapi pasti ia juga mendengar omongan orang lain dan tetangga. Astaga! Aku tak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Belum lagi ketika melahirkan, itu adalah momen hidup dan mati. Aku bahkan tak ada di sana. Lalu Silvi juga pasti menyus