"Ahh ahh. A-aku ingin pipis." Ujar Dita yang membuat Devan semakin mendorong pusaka besarnya, hingga menembus dinding rahim Dita.
"Akhhhhh." Erangan panjang menjadi alunan terindah di kamar yang begitu panas itu bagi dua insan, bersamaan dengan cairan kental yang membanjiri V Dita, hingga tumpah mengenai sprei.
Devan mulai mengatur deru nafas nya hingga bisa kembali normal. Baru saja Devan bisa mengatur nafasnya, tiba-tiba pintu kamar Devan diketuk dengan kasar, serta suara yang memanggil nama Devan dengan begitu kerasnya.
"Devan, Devan! Keluar!" Teriak seorang pria dari balik pintu kamar Devan, membuat Dita yang awalnya memejamkan matanya langsung kembali membuka dan menatap Devan, seakan-akan bertanya siapa yang tengah bertamu di sore menjelang malam.
"Sial, awas kau!" Ujar Devan k
