“Tapi … aku cintanya sama Anggara huhuuu ….” Kinara semakin tersedu mengingat kehormatannya telah dia serahkan pada pria yang tidak dia cintai. Bahkan tidak pernah terpikir sedikitpun.
Nayaka menghela napas seraya menaikkan kedua alis. “Yaa mau bagaimana lagi, memangnya kamu pikir Anggara mau menerima kamu yang sudah tidur dengan kakaknya sendiri? Hah?! Berpikirlah logis, Kinara! Lagipula ini semua adalah kesalahanmu awalnya, jadi kamu harus berani menghadapi resikonya.”
Kinara mendelik tajam pada Nayaka. Sorot matanya berkilat penuh amarah. “Seharusnya kamu bisa menolakku! Kan kamu tahu kalau aku dalam pengaruh obat perangsang sialan itu! Lagian kamu yang punya ide kasih obat perangsang pada Anggara, kan!”
“Ya memang aku yang punya ide, tapi kan kamu langsung setuju dan sangat bersema
