Sabtu pagi, Kaluna bangun dari kasurnya dengan cukup tersentak. Dia teringat ini adalah hari keenam tantangannya sebagai asistent pribadi Anggara. Kalau begitu adalah juga hari terakhir. Kaluna sangat bersemangat, dia yakin akan mampu melewati tantangan hari terakhir dengan lancar, seperti hari-hari sebelumnya. Keluar dari kamar, dia melirik pintu kamar Kinara yang telah terbuka. Itu adalah pemandangan langka. Biasanya kakaknya itu baru membuka pintu kamar setelah matahari sudah tinggi. Namun pagi ini, bahkan matahari pun belum terbit, sebab baru masuk waktu Subuh. Kaluna tahu, kakaknya itu pastilah sedang sibuk mempersiapkan acara lamaran yang sudah dia pamerkan sejak kemarin-kemarin. Kaluna mencoba untuk tidak peduli, jika hari ini dia berhasil melewati tantangannya, dia rela biarla

