BAB 46. Ciuman Mendadak

1095 Kata

Kaluna mendelik tajam. Seperti biasa, bola matanya yang hitam bulat bagaikan menghujam Anggara, seperti mau menerkam saja. Namun, bukannya takut, Anggara justru terkekeh, gemas melihat ekspresi gadis di sampingnya. “Hemm … sebelum ke café, kita makan dulu bagaimana?” Sontak Kaluna menggeleng dengan tegas. “Nggak, Om! Aku nggak mau terlambat masuk kerja. Aku nggak mau bikin masalah lagi di café.” “Oke, oke. Kamu pulang jam berapa?” “Jam sepuluh.” Anggara geleng-geleng kepala. “Besok sudah mau dilamar, masih juga lembur malam ini. Nanti kamu kecapek an loh.” “Bisa diam nggak, Om? Ngomonginnya itu terus sih!” Kaluna kesal karena rasanya semua penolakannya tidak pernah masuk ke hati pria itu. Begitu sampai di parkiran café, Kaluna langsung turun. Sebelum dia menutup pintu, dia sedikit

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN