Bab 125. Bitter Secret

4591 Kata

Sudah lebih dari setengah jam di perjalanan untuk menembus lampu merah. Tentu saja malam ini kawasan Kuningan sangat padat. Devan terus menyetir sambil berwajah kusut. Sementara itu, Eunha tampak cemas sekali. Pasalnya, berulang kali ponsel Devan berdering di atas dashboard. Papa Frans tengah mencari putranya yang tak berada di rumah selepas senja. "Kabarin dulu biar om nggak cemas," saran Eunha. Devan hanya menggeleng, masih sibuk dengan stirnya. Lalu lintas macet sekali. Kalau tak lihai mengambil jalanan yang longgar dan antri dengan teratur, mungkin mereka bisa menghabiskan waktu lebih dari satu jam lagi dari biasanya. Eunha yang bertanggung jawab untuk keluar malam ini. Panggilan tersambung setelah menggeser ikon hijau di layar. "Kamu di mana, Dev? Ini udah jam sembilan lebih," sah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN