Jennifer berdiri tak jauh dari pintu kamar Devan. Dia mendengar pembicaraan Arka dan Lisa yang terus saja membujuk Devan agar mau bicara. Pria itu hanya membisu, hari demi hari. "Dev, jangan begini terus. Kasihan Eunha. Kalau kamu nggak pengen ketemu dia, seenggaknya angkat telepon atau balas pesan dia. Kenapa kamu menyiksa dia begini?" tanya Lisa. Devan tak peduli. Mata tak terpejam, tetapi entah ke mana perhatiannya. Seperti mayat hidup saja. Meskipun prihatin dengan kondisi Devan, tetapi Arka merasa jengah. Tak tahu bagaimana lagi caranya untuk membujuk Devan agar tak menyalahkan dirinya sendiri. "Menikahlah dengan Eunha," pinta Arka. Lisa menyentuh lengan Arka. Dia menggeleng, berisyarat ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakan hal sesakral itu. Tak ada gunanya menikah di saat

