Devan sedikit mencondongkan wajahnya hanya untuk memberi kecupan di pipi Eunha. Eunha mengangguk, melepaskan jari kelingking itu, sedikit beringsut untuk lebih dekat pada Devan. Devan pun keki. "Mau apa?" Dirinya ingat bahwa Eunha pernah bilang tak bisa menahan diri dalam jarak sedekat ini. Dan sekarang, Devan tak dalam kondisi yang baik untuk bermesraan. "Ge-er!" keluh Eunha. "Aku cuma minta kamu untuk jangan sok tegar! Dari tadi kamu terus menahan diri, aku tau kamu masih takut. Istirahatlah! Setelah kamu membaik, kita baru keluar dari paviliun." Devan mengangguk. Lengan mungil itu menyusup di balik tengkuk Devan. Dia hanya ingin menyandarkan kepala pria itu di bahunya –tetap bertumpu pada bantal. Mungkin untuk beberapa saat, dia akan membiarkan Devan untuk tidur nyenyak dalam peluk

