Eunha menunduk saja. Dia tak ingin membela diri karena tahu dirinya telah melakukan kesalahan. Kondisi Devan jauh lebih penting. "Om Frans benar." Eunha mengangkat pandangannya dan menatap beliau dengan sangat santun tanpa ingin berontak. "Dia pria yang baik. Meskipun dia nggak sempurna, tapi hatinya seperti malaikat. Demi melindungi saudara ataupun keluarganya, dia rela menyakiti dirinya sendiri, mengorbankan wanita yang dia cintai, dan juga membiarkan hatinya terluka seiring waktu. Apa yang baik dariku? Aku mencintainya karena memuja kelembutan hatinya. Aku terlalu serakah dan selalu menginginkan dirinya, tanpa sadar aku salah langkah dan terus menyakitinya. Aku nggak akan memaksa takdir lagi. Dia bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dariku, yang selalu membuatnya tersenyum, dan it

