Bab 102. Irama Cinta -1

1886 Kata

Sesaat, dering ponsel Devan mengusik mereka. Devan pun merogoh ponsel-nya dan menatap layar. Ada panggilan masuk dari Jihan. Namun, Devan tak menanggapinya. Dia menolak panggilan itu karena ingin menghabiskan waktu bersama Eunha. Membuat mode sunyi pada ponsel agar tak ada siapa pun yang mengganggunya. Tak lama, rintik hujan mulai turun dari langit yang semula cerah. "Tiba-tiba hujan," seru Devan. Mereka bangkit dari duduknya. "Ayo ke paviliun, nanti kamu bisa sakit!" "Kenapa ke paviliun, Eunha? Kita masuk ke rumah aja." Saat Devan menarik tangan Eunha, gadis itu mematung. Eunha menahan jejak langkahnya dan menatap serius binar mata Devan. Hanya menggeleng, sedih. "Aku nggak mau kita masuk ke rumah." "Kenapa? Hujannya makin deras." Devan meninggikan nada suaranya. "Aku nggak mau!"

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN