Black Alpha : Semuanya sudah siap?
Red Spider : Tinggal menunggu instruksi.
Blue Hat : Kapan kita menyerang? Aku sudah tidak sabar.
White Cat : Luncurkan saja sekarang kalau kau mau.
Blue Hat : Memang boleh?
White Cat : Tentu saja boleh. Tapi, jangan menyesal kalau kau tiba-tiba keluar dari grup ini.
Blue Hat : Sialan kau!
Green Fly : HA HA HA!
Red Spider : Kalian berisik!
Black Alpha : Tunggu instruksi dariku. Situasinya masih belum memuaskan untuk melihat wajah pucat mereka.
Red Spider : Baik.
White Cat : Baik.
Blue Hat : Baik.
Green Fly : Baik.
Blue Hat : Omong-omong, kenapa aku tidak melihat Black Alpha di sana? Padahal aku sudah memantau rekaman cctv sejak tadi.
Green Fly : Benar. Sejak tadi, aku juga terus memantau rekaman cctv, tapi tidak menemukan seseorang yang bermain ponsel
White Cat : Tentu saja kalian tidak bisa menemukannya. Kita, ‘kan, tidak tahu wajah dan gender masing-masing.
Green Fly : Setidaknya, kita bisa mempersempit pencarian Black Alpha.
Blue Hat : Betul. Jujur, aku sangat penasaran dengan Black Alpha. Dia sangat hebat dan aku benar-benar mengaguminya. Wajar bukan kalau aku ingin mengetahui siapa orang yang kukagumi?
Red Spider : Memang kalian pikir Black Alpha sebodoh itu?
Blue Hat : Apa maksudmu?
Green Fly : 2.
White Cat : 3.
Red Spider : Kalian pikir Black Alpha akan pergi ke sana tanpa persiapan dan membiarkan kalian menemukannya dengan mulus? Kalau benar, itu sama saja dengan bunuh diri.
Blue Hat : Jadi?
Green Fly : 2.
White Cat : 3.
Red Spider : Jadi, kalian tidak usah berharap untuk mengorek informasi tentang Black Alpha!
Di saat grup kembali heboh karenanya, Alasya hanya memasang senyum seraya menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian, menyimpan ponselnya kembali ke dalam tas lalu meminum minumannya dan menikmati pesta dengan tenang.
Alasya bahkan sama sekali tidak khawatir dengan Blue Hat dan Green Fly yang mencoba mencari tahu tentang dirinya. Pasalnya, Alasya telah memasang sebuah sistem larangan pada cctv di setiap sudut ruangan yang tidak akan bisa merekam dirinya. Jadi, ke mana pun ia melangkah, Alasya tak akan masuk ke dalam rekaman cctv.
Dan sistem larangan tersebut tidak akan bisa ditembus oleh siapa pun. Bahkan orang-orang yang bekerja padanya pun tidak akan bisa mengaksesnya. Karena, Alasya telah memodifikasi sistem larangan tersebut 2 hari yang lalu setelah menggunakannya sejak ia terjun ke dunia hacker.
Meski begitu, Alasya tidak menggunakan sistem larangan itu setiap saat. Ia hanya menggunakannya hanya pada saat-saat tertentu saja. Seperti sekarang, misalnya.
Undangan? Ya. Tentu saja Alasya juga telah memanipulasi undangan miliknya dan memasukkan data-data palsu yang sesuai dengan undangannya ke dalam daftar tamu malam ini. Karena itu, ia bisa masuk begitu saja.
Kembali lagi, Alasya yang saat ini tengah berdiri seorang diri di sebuah meja makanan. Ia terus menggerakkan matanya mengamati seisi ruangan tersebut. Di mana para pejabat-pejabat yang datang dari berbagai belahan dunia tengah sibuk berbincang dan tertawa satu sama lain.
‘Dasar, orang-orang munafik! Mereka semua berbincang dan tertawa bersama sambil menyembunyikan wajah asli mereka yang hanya ingin memanfaatkan satu sama lain,’ batin Alasya memaki.
‘Aku sama sekali tak habis pikir. Bagaimana bisa, orang-orang ini bisa terpilih menjadi salah satu pemimpin rakyat? Di ruangan ini, mereka semua hanya sibuk bersenang-senang dan menghamburkan uang untuk saling menyuap. Tanpa memikirkan rakyat mereka di luar sana yang hampir mati kelaparan, karena tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan. Tanpa memikirkan bagaimana nasib rakyat mereka yang saat ini hampir mati kedinginan, karena tidak memiliki uang dan pakaian yang cukup tebal. Tanpa memikirkan bagaimana perasaan rakyat telah percaya pada mereka jika mengetahui tentang wajah busuk mereka,’ batinnya mencela.
‘Mereka semua sungguh orang-orang tercela! Dan sampai kapan pun mereka tidak akan mengakui dosa itu. Karena itu, aku yang akan membuat kalian mengakuinya dan membiarkan seluruh dunia mengetahui wajah asli kalian,’ batin Alasya.
Dengan mempertahankan pemikiran seperti itu selama bertahun-tahun, entah mengapa tiba-tiba saja muncul seorang klien yang meminta Alasya melakukan hal ini. Seorang klien yang juga berasal dari pemerintahan dan sudah pasti akan mendapat keuntungan dari kejadian ini.
Sebenarnya, Alasya bisa saja melakukan hal ini sendirian tanpa ada seorang klien dan tanpa bantuan dari orang-orangnya. Namun, Alasya terlalu malas melakukan hal-hal yang tidak memberinya keuntungan.
Alasya hanya ingin bekerja jika ia mendapat timbal balik atas hasil kerjanya. Kecuali, jika sudah benar-benar tak tahan dengan suatu hal. Mungkin saja, ia bisa mengeksekusi hal itu dalam satu kali tekan.
Alasya lalu meminum minumannya hingga tandas kemudian membalikkan tubuhnya dan langsung menukar gelas kosongnya dengan segelas minuman baru pada seorang pelayan yang kebetulan lewat di hadapannya.
Setelahnya, Alasya mengulas senyum dan kembali menikmati pesta yang tengah berlangsung. Lebih tepatnya, menikmati berbagai kue yang dihidangkan di atas meja. Lumayan, Alasya tak perlu mengeluarkan uang untuk makan malam.
Sampai tak berapa kemudian, Alasya melihat jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 8.30 malam. Yang berarti, sekarang adalah waktunya eksekusi. Alasya lalu kembali mengamati para pejabat di dalam ruangan tersebut yang masih berbincang sambil tertawa tanpa dosa sedikit pun.
Tanpa menunggu lama, Alasya langsung mengambil ponsel dari dalam tas lalu memberikan instruksi pada orang-orangnya di dalam grup untuk melancarkan serangan mereka sekarang.
Setelahnya, Alasya kembali menyimpan ponselnya ke dalam tas dan menunggu hadiahnya tiba. Sembari menunggu hadiahnya tiba, Alasya kembali mengamati setiap wajah dari orang-orang yang berada di dalam ruangan tersebut. Sontak, Alasya mengulas senyum melihatnya.
‘Sebentar lagi, aku akan merenggut senyum itu dari wajah kalian,’ batin Alasya.
Sampai mata Alasya menangkap seorang pria yang cukup muda berdiri tak jauh dari tempatnya. Pria muda itu berada di tengah-tengah para paruh baya.
‘Pria itu juga salah satu dari mereka? Sayang sekali. Padahal dia masih muda. Ck ck ck,’ batin Alasya mendecak.
Perhatian Alasya seketika buyar ketika mendengar seisi ruangan tiba-tiba menjadi riuh. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah pusat pandang semua orang. Di mana sebuah layar LED besar tiba-tiba terbuka dan ... BOOM.
Seketika, Alasya menyeringai saat melihat ekspresi para pejabat negara yang berkumpul di ruangan tersebut. Seperti yang ia harapkan. Mereka semua terlihat sangat gugup, panik, dan takut dengan wajah yang pucat pasi. Benar-benar membuat Alasya merasa sangat puas.
Terlebih saat beberapa fotografer yang berada di sana mulai memotret daftar nama-nama pejabat yang melakukan korupsi tersebut. Tak hanya itu, para wartawan juga mulai menulis sesuatu di buku catatan mereka lalu memberikan berbagai pertanyaan ke beberapa pejabat yang mampu mereka jangkau.
Sontak, hal tersebut membuat para pejabat menjadi semakin riuh dan panik. Bagaimana tidak? Rahasia mereka
Dengan santai, Alasya kembali meminum minumannya hingga tandas sebagai perayaan atas berhasilnya misinya. Ia pun yakin kalau orang-orangnya juga pasti telah merayakan keberhasilan misi mereka di dalam grup.
Setelah puas menyaksikan kehebohan para pejabat di dalam ruangan tersebut, Alasya memutuskan untuk pergi dari sana. Ia sudah tak tahan mendengar ocehan-ocehan tak jelas mereka untuk membela diri sendiri.
‘Benar-benar manusia tidak tahu diri,’ batin Alasya.
Dengan langkah ringan, Alasya melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan tersebut. Kini, perasaannya terasa lebih ringan setelah melihat wajah pusat pasi para pejabat koruptor itu. Sekarang, ia hanya perlu menunggu daftar tersebut muncul di headline berita utama besok. Dan nasib para pejabat koruptor itu akan selesai.
Meskipun ia hanya menyingkirkan sekitar 0,0001% para koruptor, tapi setidaknya Alasya sudah merasa puas dengan apa yang terjadi hari ini. Anggap saja ini sebagai permulaan yang sangat sempurna.
‘Rencana yang sangat sempurna. Kau telah bekerja keras, Alasya,’ batin Alasya menyeringai.
Di lain sisi, Aldebaran yang ikut menyaksikan kejadian tersebut cukup terkejut. Pasalnya, nama pria paruh baya yang menjadi klien-nya malam ini juga tercantum dalam daftar nama-nama para koruptor itu.
Padahal, Aldebaran sudah sangat mengagumi Ali sejak pertemuan pertama mereka. Tapi, ia tak menyangka kalau ternyata Ali juga ikut andil dalam mengambil keuntungan dari jabatannya. Benar-benar satu hal yang tak pernah ia duga sebelumnya.
Meski begitu, ia tak boleh berasumsi terlalu dalam dulu. Karena, semua nama yang berada di daftar itu belum tentu kebenarannya. Pihak berwenang masih harus melakukan penyelidikan ulang mengenai daftar tersebut.
Di saat Aldebaran tengah sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba saja matanya teralihkan ketika melihat seorang wanita melangkah tak jauh darinya. Wanita berambut pendek dan bergaun hitam yang ia lihat tadi. Beruntungnya, Aldebaran bisa melihat wajah wanita itu dengan cukup jelas sekarang.
‘Wanita itu lagi,’ batin Aldebaran.
Kening Aldebaran lantas mengerut dan mata yang menyipit ketika melihat sudut bibir wanita itu terangkat. Wanita itu bahkan melangkahkan kaki dengan sangat ringan.
‘Kenapa dia tersenyum seperti itu? Seolah-olah sedang ... bahagia? Di situasi seperti ini? Sangat mencurigakan. Di saat orang-orang sedang panik, kenapa dia malah tersenyum dan dengan santainya melangkah keluar?’ batin Aldebaran curiga.
Saat Aldebaran hendak melangkahkan kakinya untuk menyusul wanita itu, tiba-tiba saja ia mengurungkan niat tersebut. Aldebaran tak bisa mengejar wanita itu dan meninggalkan Ali begitu saja.
Bagaimanapun, tugasnya malam ini sebagai interpreter masih belum selesai. Jadi, ia tidak boleh pergi meninggalkan Ali sendirian hanya demi mengejar wanita mencurigakan itu.
Aldebaran pun kembali mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang baru saja wanita itu lalui dengan santainya.
‘Tunggu. Wanita itu memang terlihat mencurigakan. Tapi, kenapa dia bisa masuk ke dalam dengan bebas? Itu artinya dia juga memiliki undangan. Siapa sebenarnya wanita itu?’ batin Aldebaran bingung.
‘Ada yang aneh dengan wanita itu,’ batin Aldebaran curiga.
-------
Love you guys~