142. Luka Yang Kembali Terbuka

1225 Kata

Tanpa menunggu reaksi, Caroline memutar tubuhnya dan melangkah pergi. Ia tidak ingin menghabiskan waktu lebih lama di rumah yang tidak memberikan kehangatan, hanya bayangan-bayangan luka masa lalu. Ia meninggalkan dua sosok tua yang kini duduk dalam diam, sang ibu yang terisak namun tidak berkata apa-apa, dan sang ayah yang tetap dengan wajah tanpa ekspresi, seperti batu. Caroline keluar dari rumah itu dengan langkah tegap, membawa serta menantunya yang kini bukan lagi milik keluarga yang menolaknya, tapi milik keluarga yang akan menjaganya dengan sepenuh hati. Waktu seolah berlalu begitu cepat. Kehidupan Rina kini terasa begitu berbeda, penuh ketenangan, tanpa bayang-bayang masa lalu yang dulu selalu menghantuinya. Hari-harinya berjalan damai, jauh dari kegaduhan dan luka yang pernah ia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN