Hari-hari berlalu, akhirnya hari itu tiba. Hari resepsi yang saat ini membuat keringat tangan di tangan Rina itu banyak dan juga terasa dingin di genggaman tangan Aqlan. “Kita sudah menikah sayang, kenapa kamu gugup sekali?” tanya Aqlan yang menggenggam tangan sang istri karena mereka sudah berdiri di depan pintu gedung acara. “Mas, banyak klient bisnis papa dan mama. Aku takut membuat kesalahan,” jawab Rina seraya menatap sang suami. Aqlan tersenyum menatap sang istri. “Padahal kamu sudah biasa bertemu dengan klient bisnis kita,” ucap Aqlan dengan nada suara lembutnya. “Ini aku jadi titik pusatnya, memang ada kamu juga. Cuma kan, kali ini klient bisnis yang aku hadapin bukan urusan kerjaan dan klient bisnis yang datang juga bukan hanya yang di Indonesia loh mas ada yang dari luar nege

