Elang masih terdiam, terhipnotis oleh pengakuan Dara. “Cinta bisa tumbuh tanpa disadari,” kata seorang pakar cinta yang pernah dibacanya. “Kita tidak selalu menyadari kapan cinta itu tumbuh, tapi kita tahu ketika kita merasakannya.” Elang masih tidak bergerak, pikirannya dipenuhi dengan perasaan yang belum terdefinisi. Dara menatap Elang dengan rasa penasaran, tapi juga sedikit khawatir. “Elang? Ada apa denganmu?” panggilnya lembut. Ketika Elang tidak merespons, Dara melanjutkan, “Mungkin aku salah mengartikan, sama seperti yang kamu katakan tadi. Mungkin ini semua hanya kesalahan. Tak ada gading yang tak retak. Bahkan seorang psikiater pun juga bisa melakukan kesalahan analisa, bukan?” Dara menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. “Aku nggak tahu apa yang aku rasak