Tepat di saat di saat Dara menyelesaikan membantu Elang bercukur, Elang kembali berdesis. “Hiss! Dara sepertinya sekarang kamu harus mengantarku kembali ke kamar. Rasanya napasku mau putus,” pinta Elang dengan susah payah. Dara mengangguk kemudian memapah Elang berjalan menuju ke kamar. Namun belum mereka tiba di kamar dan baru tiba di depan pintu, tubuh kokoh Elang sudah roboh. “Elang!” pekik Dara panik. Dara panik melihat Elang yang pingsan. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, karena selama ini Elang akan sadar sendiri dari pingsan setelah beberapa waktu. Dara pun terus berada di sana, menunggu dengan cemas. Dia memegang tangan Elang, mencoba membangunkan pria itu, tapi tidak ada respons. Dara merasa takut dan tidak berdaya, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memba